Home » » Kajian hadits : Seorang Mukmin di Ibaratkan seperti Pohon Kurma (Bagian 2)

Kajian hadits : Seorang Mukmin di Ibaratkan seperti Pohon Kurma (Bagian 2)

Written By mouzlim on Selasa, 23 April 2013 | 00.59


Kajian hadits : 
Seorang Mukmin di Ibaratkan seperti Pohon Kurma (Bagian 2)


Adapun sisi-sisi kemanfaatan seorang mukin yaitu :

a.       Lisan seorang mukmin
Tidak berbicara kecuali pembicaraan yang akan mendatangkan manfaat untuk semua. Kita mendapati lisannya senantiasa membaca kitabullah, melantunkan hadits rasul saw, menasihati orang lain, dan jauh dari ghibah. Mengeluarkan kalimat yang baik pada tempat yang baik, tidak membual dan mencela orang lain;tidak berbicara kotor dan jorok; jauh dari kemunafikan dan perselisihan;serta tidak banyak berdebat, bahkan lisannya senantiasa basah dengan dzikrullah.

b.      Pemikiran seorang mukmin
Pemikirannya senantiasa konsisten terhadap kitabullah dan sunnah nabi,saw, tidak terpengaruh oleh kejahiliyahan yang mendominasi sistem perundang-undangan, tidak mewarnai shibgah atheisme dan sekularisme, buah pikirannya bisa diterima dan dimanfaatkan banyak orang.

c.       Aktifitas seorang mukmin
Tidak beraktifitas kecuali disertai niat karena Allah. Dia belajar karena terdorong sabda Nabi SAW,
Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.”
Ia bekerja karena terdorong sabda Nabi saw
“tangan yang diatas lebih baik daripada tangan yang dibawah”.
Dia menyambung silaturrahim karena terdorong sabda rasulullah saw.
“Arrahim itu bergayut di Arsy Allah yang Maha Rahman seraya berseru, “barangsiapa menyambungku,Allah akan menyambungnya dan barangsiapa memutuskan aku, allah akan memutuskannya.”
Ia berjihad untuk menegakkan kewajiban jihad seperti telah disabdakan rasulullah saw,
“surga berada dibawah naungan pedang”
Dia beraktifitas memakmurkan dunia untuk merealisasikan firman Allah,
“Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya (hud :61)
Dia bersilaturrahim kepada saudara seagama untuk merealisasikan firman Allah dalam hadits qudsi,
“akan mendapatkan kecintaanKu orang orang yang saling mengunjungi demi  mencari ridho Allah.”

Pendek kata, setiap aktifitas yang digeluti seorang mukmin dengan disertai niat , pasti akan membuahkan sesuatu yang berguna.

d.      Qalbu seorang mukmin
Qalbu seorang mukmin putih bersih bagaikan mutiara yang tidak ternodai walau oleh setitik noda hitam. Dia mencintai Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman; penuh kasih kepada kaum fakir; senantiasa memperbarui iman demi melaksanakan sabda Rasulullah saw.
“sesungguhnya iman di dada salah seorang diantara kamu itu akan lusuh sebagaimana lusuhnya baju, maka mohonlah kepada Allah yang Maha Suci agar memperbarui iman di dada kalian.”

Qalbu mukmin adalah bejana ma’rifah yang menyerap kebaikan-kebaikan dan tidak tersusupi kebatilan setitikpun, dan qalbu mukmin sangat lapang mencakup semua kaum muslimin.
e.      Jiwa seorang mukmin
Seorang mukmin memiliki jiwa yang tenang dan tentram, tidak guncang karena musibah-musibah yang menderanya, sebab dia mengimani qadha dan qadar Allah. Dia senantiasa khusyu’, tunduk, dan tidak marah kecuali bila larangan Allah disepelekan. Ia bersikap tawadhu’ dan ramah terhadap sesama mukmin, serrta suka memberikan pertolongan kepada orang lain pada setiap waktu.

f.        Usia produktif seorang mukmin
Begitu juga seorang mukmin, tidak pernah lepas dari sifat sifat kebaikan. Jika dia pelit dalam satu segi kebaikannya, ia bermurah hati dalam segi lain. Misalnya, seorang mukmin tidak mau berbicara, orang lain akan mengambil  manfaat dari sikap diam yang menceerminkan keimanannya. Pertemuan dengan seorang mukmin merupakan satu keuntungan bagimu, karena sekedar melihat dirinya akan mengingatkanmu kepada Allah Ta’ala


Untuk merealisasikan kemanfaatan yang komprehensif bagi orang lain, seorang muslim hendaknya melakukan langkah langkah amaliyah berikut ini :

1.       Melakukan Mujahadatun Nafs agar jangan sampai dirinya melakukan,mengucapkan,atau menampilkan sesuatu yang menggangu dan mengusik orang lain. Bahkan sebaliknya, melakukan ,mengucapkan, dan menampilkan sesuatu yang mendatangkan manfaat bagi orang lain. Ia berusaha menata hati jangan sampai menyimpan rasa iri, dengki,benci, dan dendam kepada orang lain. Ia berusaha menjaga lisan dan anggota badan lainnya agar jangan sampai menjadi sarana hati yang sedang sakit untuk mengekpresikan  perasaan hatinya terhadap orang lain.

2.       Senantiasa memperteguh tekad untuk tetap istiqomah dalam memberikan kemanfaatan kepada orang lain. Ia senantiasa memotivasi diri ketika mendapati tekadnya melemah, karena kelemahan ‘azam inilah yang mendorong seseorang bermaksiat. Apabila terlanjur melakukan,mengucapkan atau pmenampilkan sesuatu yang menggangu okrang lain, hendaknya ia melakukan mu’aqobah (memberikan sanksi kepada diri sendiri)agar tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa yang akan datang.


3.       Meneladani rasulullah saw. Para sahabat dan ulama salaf yang telah menghibahkan seluruh kehidupan mereka untuk melayani dan  mendatangkan kemanfaatan bagi umat manusia demi meraih ridha ta;ala

Rasulullah saw. Berusaha menghibur anak kecil yang sedang sedih karena burung kesayangannya baru saja mati , membagi-bagikan harta kepadada kum fakir miskin, mengajarkan ilmu agama kepada kaum laki laki dan wanita yang membutuhkan pelajaran agama, membantu istri istri beliau dalammenangani urussan rumah tangga, dan memanjatkan doa keselamatan dan kesejahteraan untuk orang orang yang minta didoakan.

Banyak diantara ulama salaf yang memberikan bantuan keuangan kepada  orang-orang muslim yang membutuhkan bantuan. Jika tidak memiliki uang, mereka menyumbangkan tenaga. Jika sakit, maka meminta bantuan kepada orang yang mampu untuk membantu saudaranya. Jika tidak mampu, maka ia dengan khusyuk berdoa agar saudaaranya mendapatkan pertolongan Allah Ta’ala.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Living Qur'an Sunnah Institute - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger