Home » , » Ramadhan, YAUMUL QUR"AN

Ramadhan, YAUMUL QUR"AN

Written By mouzlim on Senin, 22 Juli 2013 | 18.51



Bulan Ramadhan bergelimang rahmat. Banyak keistimewaan yang ditawarkan oleh Allah swt kepada orang-orang yang beriman dibulan ini. Diantaranya :
1.Jika amalan lain dilipatgandakan pahalanya oleh Allah, setiap kebaikan sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat, tetapi untuk puasa Allah tidak menggunakan hitungan tersebut, artinya amalan kita akan diistimewakan lebih dari pada kelipatan diatas.
2.Bagi orang yang berpuasa Allah akan menjauhkannya dihari itu tujuh puluh tahun dari neraka. (HR.Bukhari-Muslim)
3.Bagi yuang puasa karena iman dan mengharap pahala dari Allah swt, ia akan diampuni semua dosanya yang telah lalu. (HR.Bukhari-Muslim). Dan bagi orang yang berpuasa dan ia tahu larangan-larangannya, ia juga menjaga apa yang harus dijaga, akan dihapuskan darinya semua dosa yang telah lalu (HR.Ibnu Hibban).
4.Lebih istimewa dari itu semua adalah diturunkannya al Quran dibulan ini untuk menunjuki, menjelaskan dan mengabarkan kepada kita mana yang benar dan mana yang salah.
Allah Swt.Berfirman :
شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن هدى للناس وبينات من الهدي و الفرقان
“Bulan Ramadhan yang didalamnya diturunkan al Qur’an, sebagai petunjuk buat umat manusia, penjelas dari petunjuk dan sebagai pembeda (antara haq dan batil),…”(Al Baqarah:185)

Definisi Al Qur’an


“Al Qur’an adalah Kitab Allah yang mengandung mukjizat, diturunkan ke hati Nabi Muhammad saw, melalui perantaraan Malaikat Jibril, sampai kepada kita dengan jalan mutawatir, Dimulai dari surat al Fatihah dan ditutup dengan surat an Naas, dan membacanya adalah ibadah.”
           
Definisi ini menggambarkan kepada kita keistimewaan yang luar biasa dari al Quran.
-Sebagai Kitab Allah, al Qur’an terjamin kehebatannya dari segala aspek, karena Allah yang memiliki kitab ini adalah Maha segalanya.
-Al Qur’an mengandung mukjizat dan kehebatan yang tidak dapat ditandingi oleh kitab manapun, baik itu dari  aspek bahasanya, ilmu pengetahuan, hukum syari’at ataupun informasi tentang alam ghaibnya
-Al Qur’an diturunkan ke hati orang yang paling bersih, hati Nabi Muhammad saw. Dari hatinya yang bersih inilah al Qur’an ditransfer ke hati-hati sahabatnya yang juga bersih, karena salah satu tugas Nabi Muhammad adalah membersihkan hati manusia. Al Qur’an tidak akan dapat berinteraksi dengan hati yang kotor.
-Al Qur’an diturunkan melalui perantaraan Malaikat yang sangat amanah, yaitu malaikat Jibril yang digelar oleh Allah sebagai ar Ruh al Amin (Malaikat yang amat jujur).
-Al Qur’an sampai kepada kita dengan jalan mutawatir, artinya melalui sumber informasi yang sangat banyak yang tidak memungkinkan terjadinya manipulasi atau distorsi informasi.
-Al Qur’an adalah sebuah paket yang utuh, dimulai dari surat al Fatihah dan ditutup dengan surat an Naas. Sempurnanya al Qur’an ini menuntut kita untuk tidak mengambil bagian tertentu dari ayat atau surat dan meninggalkan atau menelantarkan ayat yang lain.
-Membaca al Qur’an adalah ibadah. Setiap huruf yang kita ucapkan dibalas oleh Allah swt dengan satu kebaikan, dan satu kebaikan tersebut melahirkan sepuluh kebaikan semisalnya.

Tiga Golongan Orang Menyikapi Al Qur’an

Meskipun al Qur’an memiliki keistimewaan seperti terungkap diatas, tetapi manusia mumin dalam menyikapi al Qur’an terbagi tiga :
Dalam Surat Fathir ayat 32, Allah swt berfirman : “ Kemudian Kami wariskan kitab buat orang-orang yang kami pilih dari hamba-hamba Kami : Diantara mereka ada orang mendzalimi dirinya, diantaranya ada orang yang pertengahan dan diantaranya ada orang yang berlomba-lomba mengejar kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itulah keutamaan yang besar”.
Tiga kelompok itu adalah :
1.Kelompok orang yang mendzalimi dirinya. Yaitu orang-orang yang sangat kurang mengamalkan nilai-nilai al Qur’an.
  2.Kelompok yang pertengahan. Yaitu orang yang mengamalkan al Qur’an dalam banyak kesempatan.
3.Kelompok orang yang berfastabiqul khairat, yaitu orang-orang yang selain mengetahui kandungan al Qur’an, dia juga mengajarkannya kepada orang-orang lain. Dia tidak sekedar mengamalkan al Qur’an, tetapi juga menunjukkan kepada orang lain agar juga mengamalkan al Qur’an

Ramadhan, bulan al Qur’an

Dengan keistimewaan yang luar biasa dari al Qur’an ini, maka Allah secara khusus menyebutkan kepada kita tentang sejarah al Qur’an yang diturunkan dibulan ramadhan, disela-sela penjelasan tentang perintah melaksanakan shaum dan hukum-hukum yang terkait dengan shaum.
Rasulullah saw memahami informasi ini sebagai perintah untuk menjadikan ramadhan sebagai bulan al Qur’an. Oleh karena itu , Rasulullah saw sangat banyak membaca al Qur’an dibulan ini. Beliau juga melaksanakan tadarus bersama Jibril as. Rasulullah saw dengan kedekatannya dengan al Qur’an akhirnya menjadi al Qur’an yang berjalan. Beliaulah contoh hidup dari al Qur’an. Beliaulah rujukan teknis dalam memahami nash al Qur’an.

Berinteraksi dengan Al Qur’an

Hadirnya bulan ramadhan tahun 1422 H, merupakan peluang emas bagi kita untuk mengkaji secara intensif nilai-nilai al Qur’an. Disaat semua ideologi satu persatu rontok, kenapa kita selaku kaum muslimin yang memiliki kitab yang begitu hebat tidak menjadikannya sebagai ideologi satu-satunya, bukan hanya menjadikannya sebagai ideologi alternatif ? Sudah seharusnya kita mengkaji ulang tentang sikap kita terhadap al Quran selama ini. Apakah kita sudah beriman dengan al Qur’an ? Apakah kita sudah dekat dengan al Quran ? Sudahkah kita membukanya dan membacanya setiap hari ? Sudahkah kita mencoba untuk memahami isinya ? Adakah kita berminat untuk mendalami bahasa al Quran agar kita lebih dekat dengannya ? Pernahkah kita merasa sedih jika surat atau ayat yang kita baca tidak dapat kita pahami sebagaimana sedihnya dan penasarannya kita karena tidak bisa memahami isi surat dari orang yang paling kita cintai ? Sudahkah kita memasang niat untuk setia dan taat dengan setiap perintah dan larangannya ? Masuk dalam kelompok mana diri kita dari tiga kelompok yang disebut oleh Allah ?
Agar Al Quran memiliki pengaruh buat kejiwaan kita dan menjadi solusi bagi problematika kehidupan kita, maka kita perlu memperhatikan hal-hal dibawah disaat membaca dan mengkajinya :
1.Hendaklah kita membaca ta’awwudz saat hendak memulai membaca al Qur’an, agar kita terhindar dari gangguan syetan dan dapat konsentrasi serta sungguh-sungguh mengikuti ayat demi ayat yang kita baca.
2. Membaca Basmalah, mudaha-mudahan kita sealu berada dibawah naungan rahmat Allah saat membaca al Qur’an.
3. Hendaklah membaca al Qur’an dengan tartil, artinya memperhatikan hukum dan kaidah membaca al Qur’an yang baik dan benar.
4. Berusaha untuk khusyu’, memperhatikan ayat demi ayat yang kita baca.
5. Berusaha untuk memahami dan mentadabburi ayat yang dibaca.
6. Berusaha agar terpengaruh atau terkesan dengan ayat yang sedang di baca, dengan cara :
a.Mengulang-ulang ayat dan membacanya dengan perlahan.
b.Berusaha untuk bertafakkur dan bertadabbur tentang ayat yang dibaca.
c.Menangis atau berusaha untuk menangis pada ayat-ayat azab.
d.Berdo’a disaat membaca ayat-ayat tentang berita gembira, memohon kepada Allah semoga kita termasuk orang-orang yang ada didalamnya.
7. Berusaha untuk membaguskan suara, dengan tidak dibuat-buat.
8.Tidak membaca al Qur’an dengan suara keras jika khawatir akan riya’ atau mengganggu orang yang sedang  sholat.
9.Lebih baik melihat mushaf, agar tidak terjadi kesalahan dalam membaca. Tidak melihat mushaf dibolehkan kalau sedang muraja’ah (mengulang) hafalan.
10.Lebih baik membaca al Qur’an sesuai dengan urutan surat, karena urutan ini adalah tauqifi, artinya perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk meletakkannya sesuai dengan daftar urut yang ada sekarang ini.
11.Makruh untuk memutuskan bacaan al Qur’an hanya sekedar untuk berbicara, tertawa dst.
12. Melakukan sujud tilawah jika membaca ayat-ayat sajadah.
 13.Memperhatikan suasana dan waktu-waktu yang baik saat membaca al Qur’an, agar kita lebih bisa konsentrasi, seperti :
a.       Dalam sholat, sebelum atau sesudahnya.
b.      Pada malam hari.
c.       Sepertiga malam yang terakhir
d.      Setelah sholat subuh.
e.       Atau waktu-waktu lain .
14. Sangat baik kalau kita bisa memahami suasana ketika ayat atau surat tertentu diturunkan. Tujuannya adalah agar kita terbawa secara emosi dengan kondisi tersebut yang bisa berdampak kepada kekhusyua’an kita. Sebagai contoh, ketika Rasululah mendapatkan cobaan yang bertubi-tubi, kesedihan sedang menggelayuti jiwa beliau, Allah turunkan buatnya surat Yusuf, yang intinya adalah : kesedihan bukan hanya milik Nabi Muhammad, tetapi saudaranya seperjuangan Nabi Yusuf juga mengalami nasib yang sama dengan beliau. Beliau dimusuhi oleh saudara-saudaranya, dibuang ke sebuah sumur, berpisah dengan orang tua yang sangat menyayanginya, dijual sebagai seorang budak, mendapat cobaan keimanan digoda oleh ibu angkatnya, dipenjara, dilupakan oleh temannya yang sudah lepas… tetapi berkat ketabahannya, Allah swt memberikan buatnya posisi yang baik dipemerintahan pada masanya. Surat ini juga sebagai kabar gembira bagi Rasul saw, bahwa setelah cobaan yang memuncak akan terdapat kabar gembira untuknya dan sahabatnya, yaitu kemenangan sebagaimana yang didapatkan Yusuf as.
Semoga ramadhan kali ini menjadikan kita  orang- orang yang berfastabiqul khairat dalam al Quran .




Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Living Qur'an Sunnah Institute - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger