Home » » HARGA MAHAL KEDZALIMAN

HARGA MAHAL KEDZALIMAN

Written By mouzlim on Minggu, 01 September 2013 | 19.45



Kedzaliman Adalah Bencana Kemanusiaan
Dzalim berasal dari akar kata “dza – la - ma” yang berarti bertindak semena-mena, melampaui batas, menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya, dan gelap. Dari berbagai makna yang ada, kita dapat menarik hubungan di antara semua makna; bahwa kedzaliman adalah kegelapan yang berdampak kepada munculnya peluang untuk menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya; mudahnya orang untuk bertindak semena-mena dan melampaui batas. Kedzaliman karenanya akan menyeret pelakunya, dan obyek yang didzalimi jatuh ke jurang kecelakaan, kehancuran, dan membuat masa depan pelaku dan obyek yang didzalimi menjadi gelap.
             Kedzaliman menurut pengertian di atas adalah bencana bagi masa depan kemanusiaan, dan pelakunya layak dijuluki sebagai penjahat kemanusiaan. Tidak heran kalau kita dapati  Islam sebagai agama yang hadir untuk menebar nilai-nilai keselamatan paling terdepan melarang tindakan yang merugikan ini. Allah swt berfirman :

لا تظلمون ولا تظلمون

“ Kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya” (QS. Al Baqarah : 279)
Dalam ayat lain Allah swt berfirman :

ومن يظلم منكم نذقه عذابا كبيرا

“ Dan barangsiapa di antara kamu yang berbuat dzalim, niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang besar “ ( QS. Al Furqan : 19 )
Dalam sebuah Hadits Qudsi, Rasulullah Saw bersabda dari apa yang diriwayatkan dari Tuhannya :
يا عبادي إني حرمت الظلم على نفسي , وجعلته بينكم محرما , فلا تظالموا (رواه مسلم)
“ Wahai hamba-Ku ! Sesungguhnya Aku telah mengharamkan kedzaliman atas Diri-Ku; dan Aku jadikan kedzaliman juga haram di antara kalian. Karenanya, janganlah kalian saling mendzalimi “ (HR. Muslim)
            Dari nash-nash di atas; baik ancaman Allah untuk menurunkan azab yang besar bagi pelaku kedzaliman; maupun pengharaman Allah buat diri-Nya untuk melakukan tindakan kedzaliman,  dapat kita simpulkan bahwa tindakan kedzaliman adalah haram dilakukan oleh siapapun di antara kita.

Bentuk-bentuk Kedzaliman
             Para ulama membagi kedzaliman dalam tiga bentuk: pertama, kedzaliman seorang hamba terhadap Tuhannya; kedua, kedzaliman seorang terhadap sesama; ketiga, kedzaliman seorang hamba terhadap dirinya sendiri
Kedzaliman seorang hamba terhadap Tuhannya adalah tidak menempatkan Allah dengan segala Kebesaran-Nya sesuai dengan kebesaran-Nya. Bentuk kedzaliman ini ada dua; yaitu kekufuran dan kemusyrikan. Secara bahasa, kufur artinya menanam, menutup, mengubur, menenggelamkan. Orang kafir disebut kafir karena mereka sengaja mengubur, menutup informasi dan menolak data-data yang valid tentang kebenaran yang berasal dari Allah swt. Mereka dengan berjibaku mempertahankan ajaran yang telah turun temurun berlangsung di tengah-tengah mereka, meskipun secara ilmiah sudah tidak dapat lagi dipertahankan. Dari sinilah akhirnyamereka menolak ajakan dan dakwah Nabi untuk menjadikan Allah swt Sang Pencipta, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang sebagai Tuhan yang wajib mereka sembah. Orang yang hidupnya sudah dikungkungi oleh semangat penolakan terhadap kebenaran tidak diharapkan bisa menerima hidayah Allah. Allah berfirman : 
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ سَوَآءٌ عَلَيۡهِمۡ ءَأَنذَرۡتَهُمۡ أَمۡ لَمۡ تُنذِرۡهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ (٦) 

”Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. (QS. Al Baqarah : 6)



Sedangkan bentuk kedua dari kedzaliman terhadap Allah adalah berbuat syirik. Syirik artinya memperlakukan selain Allah layaknya seperti Allah. Mereka meyakini sesuatu itu memiliki kekuatan yang dapat mendatangkan manfaatkan atau menolak bahaya yang mungkin menimpa mereka. Kepada sesuatu ini mereka meminta, menyuguhkan sesuatu, pasrah, dan menyerahkan diri. Padahal sesuatu selain Allah itu tidak dapat berbuat apapun. Bahkan dalam konteks patung umpamanya,  mengusir lalat yang hinggap pada tubuhnya saja tidak sanggup. Dalam konteks sesama manusia, ketika sakaratul maut sudah menghampirinya, manusia yang dianggap tuhan itu sama sekali tidak berdaya untuk menolak kematian dirinya. Kalau tuhan merekaadalah kekuatan kapital dan militer, maka kekuatan itu dalam waktu sekejap bisa dilumpuhkan oleh Allah yang Maha Kuasa. Orang yang terjebak dalam kemusyrikan sungguh telah menghinakan dirinya dan menggelapkan masa depannya. Mereka yang terperangkap dalam kemusyrikan ini tidak dapat lagi berpikir rasional. Otaknya seolah-olah lumpuh untuk berpikir jernih. Betapa banyak orang yang memasrahkan hidupnya pada dukun sehingga kehormatan dirinyapun kadang-kadang dia serahkan. Betapa banyak orang yang tega membunuh anak-anak, memperkosa, dan lain-lain gara-gara teriming iming untuk mendapatkan ’ilmu’ atau harta.
            Kedua, kedzaliman seseorang terhadap sesama. Ragamnya sangat banyak seperti, membunuh, menyiksa, menjajah, mengintimidasi, meneror, mengambil hak orang lain, memotong gaji tanpa alasan, menebar fitnah, merusak nama baik, memerkosa, menghina dst. Semua perbuatan di atas disamping merusak dan menggelapkan masa depan orang lain, sebenarnya mereka yang melakukannya juga tengah menggali lobang untuk kebinasaan dirinya. Semakin banyak kedzaliman yang dia lakukan maka semakin besar kebencian dan penolakan manusia terhadapnya. Dia selalu merasakan suasana tidak aman, merasa ada saja orang yang membuntutinya. Kadang-kadang rasa tidak aman itu terbawa dalam mimpinya, atau bahkan dia menjadi orang yang tertimpa penyakit tidak bisa tidur akibat kegelisahan yang menyelimutinya.  
            Bentuk kedzaliman ketiga adalah kedzaliman terhadap diri sendiri. Arti kedzaliman terhadap diri adalah menempatkan diri tidak pada posisi yang telah ditentukan Allah swt. Diciptakan sebagai seorang hamba, dia berlagak seperti Tuhan, diperintahkan melakukan sesuatu tidak dilaksanakan, tetapi jika dilarang melakukan sesuatu malah dikerjakan. Setiap perbuatan dosa adalah kedzaliman terhadap diri. Setiap pelanggaran yang dilakukan akan membuat kusut tatanan batinnya. Semakin kusut suasana batin, semakin berat beban hidupnya. Dosa adalah beban hidup yang sangat menyiksa. Semakin banyak dosa yang dilakukan, semakin tersiksa kehidupan seseorang dan semakin tidak berdaya dia untuk melakukan kebaikan demi kebaikan. Inilah kedzaliman hakiki seorang manusia terhadap dirinya.
Renungan
            Mencermati kedatangan Bush pada hari Senin, 20 November 2006 yang lalu, saya termenung beberapa saat...lalu terlintas di benak saya...ternyata sungguh mahal harga sebuah kedzaliman. Bush yang dikenal di dunia sebagai penjahat kemanusiaan yang membunuh begitu banyak manusia yang tidak jelas kesalahannya...ternyata tidak aman untuk melenggang nyaman di muka bumi.  Dia ditolak di mana-mana, dan untuk mengamankan dirinya selama kurang lebih enam jam berada di Indonesia, kita harus mengeluarkan biaya sekitar 6 miliyar...angka yang sulit untuk dikatakan sedikit.
            Tetapi Bush tidak sendirian, siapapun kita berpotensi untuk menjadi Bush jika kita juga mengikuti jejaknya...menebar teror, membunuh, dan berbuat dzalim di mana-mana. Semoga tidak...dan berdoalah selalu untuk tidak menjadi orang yang dzalim baik terhadap Allah, sesama, maupun terhadap diri sendiri

لَّآ إِلَـٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَـٰنَكَ إِنِّى ڪُنتُ مِنَ ٱلظَّـٰلِمِينَ (٨٧)
 
”Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, Sesungguhnya Aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." (Al Anbiya’: 87)
  

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ (٢٣)
Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi". (23)

 


Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Living Qur'an Sunnah Institute - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger