Home » » LA’ALLAKUM TATTAQUN Oleh: Dr.Harjani Hefni,Lc,MA

LA’ALLAKUM TATTAQUN Oleh: Dr.Harjani Hefni,Lc,MA

Written By mouzlim on Selasa, 22 Juli 2014 | 20.18


 الله أكبر الله أكبر الله أكبر
 الله أكبر الله أكبر الله أكبر

اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوىَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Kaum Muslimin Rahimakumullah.

Sejak tadi malam telah berkumandang alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang kita peroleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Sebagaimana firman Allah SWT:

وَلِتُكْمِلُوااْلعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوااللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ ولَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”


Takbir kita tanamkan ke dalam lubuk hati sebagai pengakuan atas kebesaran dan keagungan Allah SWT sedangkan selain Allah semuanya kecil semata. Kalimat tasbih dan tahmid, kita tujukan untuk mensucikan Allah dan segenap yang berhubungan dengan-Nya.

Tidak lupa puji syukur juga kita tujukan untuk Rahman dan Rahim-Nya yang tidak pernah pilih kasih kepada seluruh hambanya. Sementara tahlil kita lantunkan untuk memperkokoh keimanan kita bahwa Dia lah Dzat yang maha Esa dan maha kuasa. Seluruh alam semesta ini tunduk dan patuh kepada perintah-Nya.

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ

Jamaah Idul Fitri rahimakumullah 

Tujuan utama madrasah Ramadhan adalah ‘la’allakum tattaqun’, semoga kita menjadi orang yang bertaqwa. Karena itu, setelah kita menjalani ibadah puasa selama satu bulan penuh, menjadi sangat penting bagi kita untuk mengetahui ciri-ciri taqwa, agar kita dapat merawatnya jika kita mendapatkannya, atau memohon ampun kepada Allah atas kekurangan kita dalam mewujudkannya.

Jamaah Idul Fitri rahimakumullah 

Di antara ayat dalam al-Quran yang mengungkap tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa adalah QS. Ali Imran ayat 133-136. Allah swt berfirman:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (134) وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ (135) أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ (136)
133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
135. dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri[1], mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
136. mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah Sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.

Jamaah Idul Fitri rahimakumullah 

Berdasarkan ayat-ayat di atas, di antara ciri-ciri terpenting orang yang bertaqwa adalah:

A.    Berlomba-lomba meraih maghfirah dan ampunan. 
Orang yang bertaqwa adalah orang yang selalu sibuk mengevaluasi amalan dirinya dan cepat meminta ampun jika menemukan kekurangan. Orang yang bertaqwa tidak sibuk mencari kesalahan orang lain.

Selama Ramadhan kita dilatih untuk banyak taubat, istighfar, dzikir, doa, dan amalan-amalan yang membuat kita akan diampuni Allah.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا،
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ» (رواه البخاري)
‘Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap ridho Allah akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu” (HR.Bukhari)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ
مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ» (رواه البخاري)
“Barangsiapa melaksanakan sholat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap ridho Allah akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.” (HR.Bukhari)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»
 (رواه البخاري)
“Barangsiapa yang melaksanakan sholat pada malam al-qadar karena iman dan mengharap ridho Allah akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu…”
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ
 فِيهَا؟ قَالَ: " قُولِي: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعَفُ عَنِّي ". رَوَاهُ أَحْمد وَابْن مَاجَه وَالتِّرْمِذِيّ وَصَححهُ
Aisyah berkata: Wahai Rasul, jika aku mengetahui lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan? Rasul berkata: ucapkanlah: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau suka mengampuni, ampunilah daku.” (HR.Ahmad, Ibnu Majah, dan Tirmidzi).

B.     Orang yang bertaqwa adalah orang yang rindu surga.

Orang yang bertaqwa sibuk mempersiapkan diri dengan bekal-bekal yang membuat Allah ridho dan membuatnya layak untuk dimasukkan ke dalam surga.
Selama bulan Ramadhan kita dilatih untuk menyibukkan diri kita dengan melakukan berbagai macam ketaatan yang mendekatkan kita ke surga, seperti sholat, zakat, infaq, sedekah, puasa, membaca al-Quran.
Di antara doa yang diajarkan Rasulullah kepada Aisyah adalah:
اللهم! إني أسألك  الجنة، وما قرّب إليها من قول أو عمل، وأعوذ بك من النار، وما قرَّب إليها من قول أو عمل.
‘Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu surga dan segala hal yang mendekatkan kepada surge, baik kata maupun perbuatan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari api neraka dan segala hal yang mendekatkan diriku kepada neraka, baik kata maupun perbuatan.” (HR. Hakim dan Ahmad).

C.     Orang yang bertaqwa adalah orang yang peduli dan memberikan kenyamanan kepada sesama.
Bentuk kepedulian dan kenyamanan yang dihadirkan oleh orang yang bertaqwa adalah:
a.       Gemar berinfaq. Karena gemar, maka mereka tidak hanya berinfaq disaat lapang, bahkan dalam kondisi sulit sekalipun mereka tetap berinfaq. Dengan infaq, orang yang tidak mampu merasa diperhatikan dan hidup nyaman berdampingan dengan orang yang mampu.

b.      Mampu menahan amarah.
Orang yang bertaqwa mampu mengendalikan diri dan tidak mudah disulut emosi di tengah dia mampu melampiaskannya. Mampu menahan diri disaat marah adalah ciri kekuatan pribadi mukmin. Pergaulan yang dibangun di atas pondasi marah dan emosi selalu akan melahirkan kekeruhan dan ketidaknyamanan. Orang akan menajuh dan takut bergaul dengannya. 

c.       Suka memaafkan.
Dalam menjalani kehidupan, gesekan antar pribadi tidak mungkin dielakkan. Ciri orang yang bertakwa adalah memiliki keluasan dada dan memiliki kesiapan untuk memaafkan kesalahan orang yang berbuat salah kepadanya. Sifat pemaaf membuat orang yang memaafkan akan menjadi lapang dadanya dan yang dimaafkan menjadi lega dan bahagia.

Jamaah Idul Fitri rahimakumullah 

Orang yang bertaqwa bukanlah orang yang tidak pernah berbuat salah. Mereka juga adalah manusia biasa yang rentan berbuat salah. Tetapi kelebihan orang yang bertaqwa adalah kecepatan mendeteksi kesalahan yang mereka lakukan. Jika mereka melakukan fahisyah, perbuatan keji yang tidak pantas dilakukan, atau mendzalimin diri mereka, mereka tidak betah dalam kekejian itu, mereka gelisah, dan segera ingat Allah dan segera mohon ampunan dari Allah swt.

Selain itu, Orang yang bertaqwa juga tidak akn terus-menerus melakukan kemasiatan, dia sesali perbuatan yang sudah dilakukan, dia berjanji untuk tidak melakukannya kembali, lalu dia ganti dengan amalan-amalan baik.

Jamaah Idul Fitri rahimakumullah 
Jika kita sudah rindu dengan surga, cepat membaca kesalahan dan memperbaikinya, serta memberikan kenyamanan dalam hubungan sesama manusia, maka taqwa insya Allah dia dapatkan. Tapi kalau kita masih lambat merespon perintah Allah, bahkan berani melanggar aturan Allah, selalu membuat orang lain di sekitarnya khawatir dengan keberadaannya, maka kita harus introspeksi…jangan-jangan kita termasuk orang-orang yang gagal meraih atqwa.
Bagi yang telah mencapainya, mari bersyukur kepada Allah swt ataus taufiq dan hidayah-Nya, dan mari kita merawatnya sehingga nilai taqwa selalu bersemi di dalam hati kita. Bagi yang belum meraihnya…segeralah beristighfar kepada Allah…segeralah bertaubat…karena waktu yang tersedia bagi kita di dunia ini pendek. Semoga istighfar dan taubat kita menjadi langkah awal untuk mengurangi kekurangan-kekurangan yang telah kita lakukan.
Demikian khutbah ied kita pada hari ini, semoga bermanfaat bagi kita bersama dan memacu kita untuk membuktikan keberhasilan ibadah Ramadhan dengan sikap dan prilaku yang Islami. amien. Akhirnya, marilah kita akhiri khutbah ied kita dengan berdo’a:
اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan kafir.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا.
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini.
اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.

 




[1] Yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar yang mana mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina, riba. Menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa yang mana mudharatnya hanya menimpa diri sendiri baik yang besar atau kecil.

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Living Qur'an Sunnah Institute - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger