Home » » Tadabbur Surah al Kahfi Ayat 28

Tadabbur Surah al Kahfi Ayat 28

Written By mouzlim on Rabu, 27 Maret 2013 | 20.03





BEBERAPA PELAJARAN YANG DIPETIK DARI FIRMAN ALLAH SWT:


وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ


28.    Dan Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya;

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Wa Ba’du:
Dari Sa’d bin Abi Waqqas berkata, "Kami berenam bersama Nabi SAW, lalu orang-orang musyrik berkata: Usirlah orang-orang ini jangan sampai mereka berani terhadap kami. Sa’d bin Waqqas berkata: Dan aku bersama Ibnu Mas’ud, dan seorang lelaki dari Huzail, beserta Bilal dan dua orang namun namanya aku lupa, lalu Rasulullah SAW merasakan sesuatu di dalam dirinya dan hanya Allah yang mengetahui apa yang terjadi, dan beliau membisikkan dirinya dengan perkara tersebut, maka Allah menurunkan firman-Nya:

وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا 
         
28.“…dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya Telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan keadaannya itu melewati batas”.( QS. Al-Kahfi: 28)

Allah Ta’ala memerintahkan kepada Nabi-Nya, Muhammad SAW dan perintah ini umum untuk diri beliau dan umatnya, agar mereka tetap istiqomah bersama orang-orang yang shaleh, bersabar dalam menemani mereka, tetap bersama mereka, terlebih orang-orang yang fakir dan lemah. Dan ayat ini turun tentang mereka, dan duduk bersama mereka akan menjauhkan seseorang dari gemerlapnya dunia dan fitnahnya. Kemudian Allah menyebutkan sifat-sifat mereka yang paling penting, yaitu: Mereka mengisi waktu mereka dengan beribadah kepada Allah sesuai dengan keadaan, mereka tidak menghendaki riya’ dan sum’ah dan tidak pula agar mereka dikatakan: Si fulan qori’ (orang yang pandai membaca) atau si fulan orang yang ahli ibadah atau bertendensi harta duniawi yang mudah sirna, mereka hanya mengharapkan keridhaan Allah. Kemudian Allah SWT melarang mereka menemani ahli dunia, Allah berfirman:

وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
         
28.dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; (QS. Al-Kahfi: 28)

Artinya janganlah engkau beralih guna bersahabat dengan orang-orang selain mereka dari golongan mereka yang mulia atau kaya, sebab hal itu akan menyebabkan hati sibuk dengan urusan-urusan duniawi sehingga bisa melupakan hari akherat.
Syekh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah berkata: "Sesungguhnya hal itu akan menyebabkan hati tergantung dengan dunia, maka fikiran dan bisikan-bisikan hanya tertuju padanya, hati terjauh dari mengingat akherat, sebab sesungguhnya perhiasan dunia begitu mengagumkan bagi orang yang melihatnya, menyihir hati sampai lalai dari berdzikir kepada Allah lalu tenggelam ke dalam kelezatan dan syahwat, akhirnya dia terjebak menyia-nyiakan waktu dan lalai dalam perkaranya, lalu dia akan merugi dengan kerugian yang abadi dan penyesalan yang selama-lamanya”.[1]
Lalu Allah SWT melarang Beliau dengan larangan lain di dalam firman-Nya:

وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا
          
28.“dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya Telah Kami lalaikan dari mengingati Kami”,

Allah melarang Beliau mentaati orang-orang yang lalai dari mengingat Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka, yaitu mereka yang menyia-nyiakan agama mereka. Maka mentaati orang-orang yang sifatnya seperti ini, itulah kerugian yang hakiki di dunia dan akherat. Pelajaran yang bisa dipetik dari ayat ini adalah:
Pertama: Anjuran berbuat sabar. Yang dimaksud dengan bersabar adalah bersabar dalam taat kepada Allah, sebagai ketaatan yang paling tinggi. Allah SWT telah menyebut kata sabar di dalam Al-Qur’an lebih dari sembilan puluh kali pada tempat yang berbeda, disebabkan kedudukannya yang begitu agung. Bahkan di dalam satu ayat disebutkan kata sabar tersebut secara berulang-ulang, sebagaimana disebutkan di dalam firman Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ 
         
200. Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. (QS. Ali Imron: 200)

Kedua: Dianjurkannya berdzikir kepada Allah dan berdo’a kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.
Syaikh Ibnu Sa’d rahimhullah berkata: "Sebab Allah memuji orang yang melakukannya, dan setiap amal yang pelaksanaannya dipuji oleh Allah SWT menunjukkan bahwa Allah mencintai perbuatan tersebut, sebab Dia memerintahkan dan menganjurkannya”.[2]
Allah SWT berfirman:

وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ 
          39.dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya).( QS. Qaf: 39)

Dari Anas bahwa Nabi bersabda: "Aku duduk bersama kaum yang berzikir kepada Allah sejak shalat pagi sehingga matahari terbit lebih aku sukai daripada memerdekakan empat orang budak dari anak Isma’il. Dan aku duduk bersama kaum yang berzikir kepada Allah dari sejak waktu asar sehingga tenggelamnya matahari lebih aku sukai daripada memerdekakan empat orang budak”.[3]

Dari Abi Hurairah ra bahwa Nabi bersabda: Sungguh jika aku mengucapkan: 
  
    سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر
        
  (Maha Suci Allah, dan segala puji bagi-Nya dan tiada tuhan yang berhak disembah selain Dia, dan Allah Maha Besar) lebih aku sukai dari tempat terbitnya matahari”.[4]

Kedua: Anjuran untuk duduk bersama orang-orang yang shaleh dan baik sekalipun mereka adalah orang-orang yang fakir dan lemah, sebab duduk dengan mereka akan mendatangkan kebaikan yang banyak. Dari Abi Sa’id Al-Khudri R.A bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: Janganlah engkau berteman kecuali dengan orang yang beriman dan janganlah memakan makananmu kecuali orang yang bertakwa”.[5]
Abu Sulaiman Al-Khattabi berkata: "Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW memperingatkan dan menghardik kita agar tidak berteman dengan orang yang tidak bertaqwa dan tidak  pula makan bersamanya, sebab makan bersama akan menimbulkan rasa kasih sayang di dalam hati”.[6]
Dari Abi Hurairah R.A bahwa Nabi bersabda: Seseorang beragama seperti agama orang yang ditemaninya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapakah yang ditemaninya”.[7]
Seorang penyair berkata:
Janganlah engkau tanya tentang seorang pada dirinya tanyalah siapakah temannya, sebab setiap orang yang berteman dengan temannya saling mempengaruhi
Keempat: Hidup zuhud di dunia dan mengutamakan kehidupan akherat, sebgaimana yang difirmankan oleh Allah SWT:

Ÿوَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى
         
131. Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami jadikan cobaan mereka dengannya. dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal. (QS. Thaha; 131)

Allah SWT berfirman:

 وَلَوْلَا أَنْ يَكُونَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً لَجَعَلْنَا لِمَنْ يَكْفُرُ بِالرَّحْمَنِ لِبُيُوتِهِمْ سُقُفًا مِنْ فِضَّةٍ وَمَعَارِجَ عَلَيْهَا يَظْهَرُونَ (33) 
وَلِبُيُوتِهِمْ أَبْوَابًا وَسُرُرًا عَلَيْهَا يَتَّكِئُونَ (34) وَزُخْرُفًا وَإِنْ كُلُّ ذَلِكَ لَمَّا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةُ عِنْدَ رَبِّكَ لِلْمُتَّقِينَ (35)

33.Dan sekiranya bukan karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), tentulah Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan yang Maha Pemurah loteng- loteng perak bagi rumah mereka dan (juga) tangga-tangga (perak) yang mereka menaikinya.
34. Dan (Kami buatkan pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka dan (begitu pula) dipan-dipan yang mereka bertelekan atasnya.
35. Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan (dari emas untuk mereka). dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Zukhruf: 33-35)

Kelima: Anjuran untuk selalu ikhlas hanya untuk Allah semata. Di dalam ayat yang lain Allah SWT menyebutkan sifat  para hamba-Nya yang shaleh, di mana para  hamba yang selalu mengharap keridhoan Allah, bukan riya dan suma’ah, sebagaimana firman Allah SWT:

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا 
         
9.Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, Kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. (QS. Al-Insan: 9)

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam dan shalawat serta salam kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarga dan para shahabatnya.




[1] Taesirul karimurahman fi tafsir kalmail mannan: hal: 425
[2] Tafsir Ibnu Sa’di: hal: 425
[3] Sunan Abi Dawud: 3/324 no: 3667
[4] Shahih Muslim: 4/2072 no: 2695
[5] Sunan Abu Dawud: 4/259 no: 4833
[6] Syarhus Sunnah., AL-Bagawi: 13/69
[7] Sunan Abi Dawud: 4/259 no: 4833

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Living Qur'an Sunnah Institute - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger