Judul di atas
terasa aneh di telinga. Tetapi sebagai sebuah renungan, biar sedikit pahit,
mudah-mudahan menjadi obat buat kita yang mengidap penyakit ini. 'Ghofilun' adalah
terminilogi qur'ani yang ditujukan kepada orang yang kehilangan daya untuk
merespon secara cepat instruksi dan anjuran untuk melakukan kebaikan.
Pengidap
penyakit ini digambarkan oleh Allah dalam Surat Yasin ayat 6-10 sebagai orang yang badannya terikat dengan
posisi tangan di dagu, wajahnya mendongak ke atas, matanya tertutup, dan mereka
di kelilingi oleh tembok. Lalu, dari balik tembok tersebut ada orang yang
memanggil namanya untuk mengajaknya melakukan kebaikan. Apa yang Anda bayangkan
dengan orang yang keadaannya seperti itu ? Mampukah dia memenuhi panggilan
orang yang menyebut namanya ? Anda pasti akan menjawab tidak...!!! Bagaimana
mungkin orang yang keadaannya seperti itu mampu berbuat sesuatu. Orang tersebut
mengidap penyakit komplikasi akut. Badan dan tangannya lumpuh, tidak dapat
bergerak; semua perangkat kepala, baik mata, telinga, mulut, otak tidak
berfungsi, dan dalam keadaan seperti itu dia berada di balik tembok yang sulit
untuk didobrak.
Di dalam
kehidupan sehari-hari, kita menyaksikan diri kita atau orang di sekitar kita
mengalami beberapa ciri-ciri 'ghafil' ini. Ketika suara azan dzuhur berkumandang
pukul 12.07 umpamanya, ada orang yang tidak punya kekuatan untuk segera
merespon panggilan tersebut. Geraknya sangat lamban, bahkan baru direspon satu
jam bahkan dua jam setelah panggilan, bahkan ada sebagian orang
yang tidak berdaya memenuhi panggilan ini. Ada orang yang mampu membaca koran
sampai 1 jam dan melahap bagian-bagian terpenting dari berita yang ada. Tetapi
ketika berhadapan dengan al Qur'an, seolah-olah mata langsung lemas, semangat langsung
layu, dan akhirnya al Qur'an terpaksa ditutup. Di lapangan dakwah, ada orang
yang sanggup melakukan pembinaan masyarakat, memberikan penyuluhan, dan sabar
hidup bersama mereka. Tetapi ada lagi orang yang tidak sanggup keluar dari
radius rumahnya atau ruangan di bilik kantornya. Mereka kelihatan asyik dengan
istri, anak, dan harta, atau pekerjaan kantornya.
Sebenarnya, apa
yang membuat kita berbeda dalam merespon perintah Allah ?
1. Kita tidak
mengkonsumsi makanan yang bergizi, makanan kita dari koran, majalah, buku-buku
manusia...
سنن
الدارمي [ جزء 2 - صفحة 521 ]
أخبرنا
عبد الله بن خالد بن حازم ثنا محمد بن سلمة ثنا أبو سنان عن أبي إسحاق عن أبي
الأحوص عن عبد الله قال : ان هذا القرآن مأدبة الله فخذوا منه ما استطعتم فإني لا
أعلم شيئا أصغر من بيت ليس فيه من كتاب الله شيء وان القلب الذي ليس فيه من كتاب
الله شيء خرب كخراب البيت الذي لا ساكن له
قال
حسين سليم أسد : رجاله ثقات غير أن أبا سنان سعيد بن سنان متأخر السماع من أبي
إسحاق وهو موقوف على ابن مسعود
2. Gizi buruk
menyebabkan munculnya berbagai penyakit
3. Kita tidak rajin
mengakses kekuatan matahari hidayah yang menyinari kehidupan.
4. Kita tidak
mengairinya dengan air syaraiat.
Sebelum melangkah jauh, mari kita menyimak
beberapa terjemah ayat al-Qur'an berikut
: " 1. Yaa siin[1263]
2.
Demi Al Quran yang penuh hikmah,
3.
Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul,
4.
(yang berada) diatas jalan yang lurus,
5.
(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh yang Maha Perkasa lagi Maha
Penyayang,
6.
Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum
pernah diberi peringatan, Karena itu mereka lalai.
7.
Sesungguhnya Telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap
kebanyakan mereka, kerena mereka tidak beriman.
8.
Sesungguhnya kami Telah memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan
mereka (diangkat) ke dagu, Maka Karena itu mereka tertengadah.
9.
Dan kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding
(pula), dan kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat Melihat.
10.
Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka
ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman.
Posting Komentar