CHERRY BLOSSOM
Musim Semi di Washington DC
Perjalanan dari
Toronto ke Washington memakan waktu sekitar satu jam setengah. Pesawat yang aku
tumpangi hari itu, Rabu, 11 April 2012 adalah United Express. Aku tiba di
Bandara Washington Dulles pukul 3. 54 sore waktu Washington. Setelah keluar
dari pesawat aku langsung mencari baggage claim, lokasi pengambilan bagasi.
Ternyata lokasinya cukup jauh. Setelah berjalan beberapa menit, aku harus naik
bus untuk menuju ke terminal lain tempat pengambilan bagasi. Saat aku sedang
mencari bagasi, aku bertemu dengan Pak Roni yang sengaja menjemputku di
bandara. Setelah bagasi aku temukan, kami berdua keluar bandara untuk menuju
lokasi tempat tinggalku. Ternyata hari itu aku mendapat jatah menginap di rumah
Mas Roni.
Lain Toronto
lain Washington
Masing-masing
daerah memang memiliki ciri khas masing-masing. Maha Suci Allah Yang Maha
Pencipta, Maha Menyempurnakan Ciptaan-Nya dan Maha Membentuk rupa setiap
makhluk-Nya. Dengan sifat-sifat-Nya itu maka setiap daerah selalu memiliki
keunikan masing-masing, persis seperti manusia. Tidak ada satupun manusia yang
sama persis rupanya, suaranya, bahkan bau badannya.
Baru keluar Airport Dulles,
mataku benar-benar sejuk menikmati hijaunya kanan kiri jalan yang kami lewati,
lisanku secara otomatis berucap subhanallah, dan tanganku tidak henti-hentinya
menjepretkan kamera yang selalu menemaniku. Pemandangan semakin terasa semakin
indah ketika aku melewati Potomac, sungai bersih nan indah yang terletak antara
Virginia dan DC. Dan Alhamdulillah, aku tiba di Washington di penghujung
munculnya bunga-bunga indah yang berwarna-warni yang hanya muncul di musim
semi. Orang DC menyebutnya cherry blossom. Washington DC diapit oleh dua Negara
bagian tetangga yaitu Virginia dan Maryland. Airport Washington Dulles sendiri
berada di Virginia.
Sambil menikmati keindahan kota, khayalanku terbang ke Indonesia,
terutama daerahku, Kalimantan…alangkah indahnya seandainya Indonesia, khususnya
Kalimantan yang terkenal banyak hutannya itu mensyukuri nikmat hutan yang
dikaruniakan oleh Allah…sehingga di pinggir-pinggir jalan terasa sejuk dan asri
serta sungainya dijaga kebersihan dan keindahannya. Aku berdoa semoga
khayalanku hari ini bisa menjadi kenyataan…
Sekitar 45 menit perjalanan,
aku tiba di rumah Mas Roni. Rumah Mas Roni sendiri terletak di Maryland dan
suasana lingkungan dengan bunga-bunganya juga sangat enak dipandang mata.
Ternyata panitia Washington memang sudah mengatur agenda selama
seminggu dengan rapi. Setelah istirahat sebentar, Mas Roni langsung menyodoriku
agenda yang sudah mereka susun.
Dari beberapa
Negara bagian yang aku kunjungi, Washington memiliki agenda paling padat.
Jadwal selama satu minggu sudah teragenda dengan baik.
Kedatanganku ke Washington, Rabu
11 April 2012 aku anggap sebagai kedatangan bersejarah. Malamnya aku diundang
jamuan makan malam di rumah Bang Firdaus, salah seorang warga Indonesia untuk
membicarakan rencana realisasi pembelian masjid untuk masyarakat muslim
Indonesia di Washington dan sekitarnya. Hadir dalam pertemuan itu Bapak
Sulastomo dan istri dari Jakarta sebagai pihak yang akan memfasilitasi bantuan
pembangunan masjid, Bapak Dino dan isteri, serta tokoh-tokoh masyarakat
Indonesia di Washington dan sekitarnya. Harapan semua yang hadir semoga rencana
baik dari semua pihak akan terlaksana dalam waktu dekat. Tujuan kehadiran
masjid dan Islamic Center Indonesia di Washington adalah untuk memfasilitasi
kebutuhan masyarakat Indonesia yang beragama Islam untuk melaksanakan ibadah,
mendalami ajaran agama Islam, dan sebagai sarana silaturrahim antara komunitas
Indonesia se- Washington, serta promosi kepada dunia tentang corak mainstream
Islam Indonesia yang santun dan ramah. Semangat umat Islam untuk memiliki
masjid di Washington juga didasari oleh kekhawatiran mereka terhadap anak-anak
mereka yang menjadi generasi kedua yang lahir atau besar di Amerika. Mereka
khawatir anak-anak mereka tidak memiliki semangat keagamaan bahkan semangat
keindonesian seperti mereka, karena teman mereka yang sangat beragam. Masjid yang akan dibeli juga bertujuan untuk
menghadirkan suasana religious serta komunitas religious untuk anak-anak
mereka. Untuk menutup pertemuan itu, aku diminta tuan rumah untuk membacakan
doa agar niat baik itu segera dikabulkan Allah swt.
Selepas pertemuan, aku pulang
untuk beristirahat di rumah Mas Roni. Malam itu aku harus menyesuaikan kembali
dengan suasana baru, suasana Toronto yang sangat dingin ke Washington yang
sudah mulai semi. Meskipun menurutku, udara Washington buatku masih terasa
sangat dingin.
Hari Kamis, 12
April 2012
Pagi kamis aku
diajak Brother Roni untuk mengenal Kota Washington dan sekitarnya. Aku diajak
ke White House, Museum National, Capitol Hill, ke Islamic Center, dll. Siangnya
aku sudah ditunggu oleh Bang Vero untuk makan siang di Kebab Palace, rumah
makan pavorit masyarakat Indonesia di Washington.
Karena seharian keliling kota,
aku kembali ke rumah Mas Roni untuk istirahat. Tidak lama setelah itu aku dan
Mas Roni berangkat ke IMAAM Center untuk mengisi pengajian di sana. Pengajian
perdana di Washington ini hanya dihadiri oleh belasan orang, karena pengurus
inti IMAAM masih terus menggodok pematangan rencana pembelian masjid. Dalam
pengajian perdana ini, aku menyempatkan diri untuk berkenalan dan menjelaskan
tentang tujuan utama kehadiranku di beberapa Negara bagian. Aku menjelaskan
bahwa tujuan utama aku diundang adalah untuk menyampaikan pelatihan The 7
Islamic Daily Habits. Aku sedikit membuka makna dan urgensi dari pelatihan ini
kepada para peserta. Setelah peserta memahami
urgensi dari substansi pelatihan, lahirlah semangat dan tekad untuk
mencari tempat yang bisa menampung banyak peserta untuk mengikuti pelatihan
ini. Tidak terasa, waktu sudah mulai larut. Dan akupun menutup pengajian
tersebut dan pulang kembali ke rumah Mas Roni untuk beristirahat.
Jumat, 13 April
2012
Jumat kali ini
aku sholat di masjid yang selalu disewa oleh IMAAM Center di daerah Glenmont
Local Park. IMAAM sudah cukup lama berkhidmat kepada umat Islam Washington
dengan menyediakan sarana ibdah buat mereka, tiak hanya untuk masyarakat
Indonesia, tapi juga terbuka untuk masyarakat muslim lainnya. Aku diminta untuk
menjadi khatib dan imam dalam sholat tersebut. Jamaah yang hadir sekitar 40-an
orang. Dalam kesempatan itu aku menyampaikan tentang pentingnya kaum muslimin
untuk membaca dan menjadikan al-Quran sebagai panduan hidup. Dalam khutbah itu
aku mengupas tentang surah asy Syura ayat 52 dan 53 yang menyebut al-Quran
sebagai ruh. Karena al-Quran adalah ruh, maka orang yang berpisah dengan
al-Quran pada hakikatnya sama dengan orang yang sudah berpisah dengan ruhnya.
Kegiatan sholat Jumat ini diliput oleh Voice of America (VOA).
Setelah sholat Jumat kami diajak
oleh Brother Ronan dari VOA untuk makan siang di Aminah Thai Restoran. Berbagai
jenis makanan khas Thai halal dihidangkan disitu, dan Alhamdulillah makanannya
enak dan segar. Setelah makan siang aku diminta untuk wawancara dengan VOA tentang tujuan kegiatan
LKII (Lembaga Kajian Islam Intensif) ICMI North America tahun 2012. Aku juga
ditanya tentang pengalamanku yang aku lihat selama di Amerika. Kabarnya
wawancara itu disiarkan juga oleh AN Teve di Indonesia. Dalam jamuan makan
siang dan wawancara itu aku juga ditemani oleh Mas Roqib, Bang Faisal dan Ibu
serta kru VOA. Usai wawancara aku kembali istirahat di rumah Mas Roni.
Sorenya aku dijemput untuk
mengisi acara di rumah Bang Ari di Potomac. Bang Ari adalah salah satu penyiar
di VOA serta mantan penyiar senior di Prambors Jakarta. Pengajian kali ini
banyak dihadiri oleh kawan-kawan dari VOA serta keluarga para diplomat yang
rata-rata mereka adalah keluarga muda. Karena keasyikan ngobrol dan banyak
pertanyaan, tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul. 11.30 malam. Kamipun
harus pulang untuk beristirahat. Pertanyaan paling seru adalah tentang masalah
sholat dan kiat menunaikannya di tempat kerja yang tidak memberikan sarana
untuk beribadah.
Sabtu, 14 April
2012
Agenda hari
Sabtu dan ahad adalah agenda inti, yaitu pelatihan The 7 Islamic Daily Habits.
Hari pertama pelatihan ini diadakan di Indian Springs-Terrace Park Activity
Building, Silver Spring, Marryland. Dengan kondisi cuaca yang sudah mulai
hangat dan suasana taman yang rimbun, aku sangat menikmati suasana ketika
menyampaikan pelatihan. Aku juga melihat suasana peserta juga seperti itu. Mereka
betul-betul serius mengikuti rangkaian acara, dan sebagian kelihatan larut
menyelami makna dari materi yang disampaikan. Sebagaimana juga pelatihan di
tempat lain, hari pertama aku menyampaikan tiga kebiasaan unggulan dari Surah
al-Fatihah ditambah dengan opening dan makna Ta’awwudz. Hari pertama ini aku
dikenalkan juga dengan salah seorang warga Pontianak yang sudah tinggal di
Washington. Namanya Rahma. Dia datang pelatihan dengan Mas Priyo, suaminya.
Sebenarnya aku banyak kenal dengan keluarganya di Pontianak, tetapi dengan
Rahma baru aku kenal saat itu. Tetapi karena di rantau orang, perkenalan dengan
Rahma dan Mas Priyo membuat kami merasa sangat akrab.
Acara pelatihan
hari pertama selesai pukul 5 sore. Tapi bukan berarti acara hari itu selesai.
Setelah acara aku langsung diantar ke Twinbrook Community Center yang terletak
di 12920 Twinbrook Parkway Rockville, MD 20851. Tiba di lokasi, ternyata sudah
banyak ibu_ibu yang hadir mempersiapkan acara yang akan digelar. Aku memberikan
ceramah singkat di tempat ini karena gedung yang dipakai untuk pengajian adalah
gedung sewaan, jam 8 malam kami harus meninggalkan ruangan. Setelah ceramah,
aku menyaksikan suasana keindonesiaan yang sangat kental. Ibu-ibu berdiri
membaca shalawat sambil menabuh rebana.
Hari Sabtu di
Washington aku rasakan sebagai hari penuh perjuangan. Sejak pagi kegiatanku
full. Karena itu, setelah selesai acara aku langsung pulang ke rumah Mas Roni
dan istirahat.
Ahad, 15 April
2012
Acara hari kedua
berpindah ke Madrasah IMAAM. Dinamakan Madrasah IMAAM karena tempat ini
merupakan tempat yang disewa oleh IMAAM buat anak-anak Indonesia belajar ilmu agama.
Pelajaran agama diselenggarakan setiap hari ahad. Acara hari kedua ini ternyata
dihadiri oleh lebih banyak peserta. Fluktuasi peserta dala acara di seluruh
wilayah Amerika memang agak lumrah karena mobilitas masyarakat sangat tinggi
termasuk juga orang Indonesia. Banyak juga masyarakat yang tidak bisa ikut hari
ahad karena tuntutan kerja mereka.
Pelatihan hari kedua ini juga
sebenarnya tidak ideal, karena waktu yang tersedia sangat terbatas. Aku
terpaksa harus menyampaikan pesan-pesan paling strategis yang terdapat pada
ayat ke 4,5,6, dan 7 Surah al-Fatihah. Meskipun sebagian peserta merasa kurang
puas dengan singkatnya waktu, tapi aku berharap pesan-pesan utama Surah ini
sudah dapat mereka terima secara utuh.
Karena menganggap tema yang
diangkat dalam pelatihan dianggap oleh peserta menyentuh hajat hidup mereka,
maka mereka sangat tertarik untuk membaca bukunya lebih dalam bahkan sebagian
peserta berencana menerjemahkan buku ini ked ala Bahasa Inggris supaya bisa
dikonsumsi oleh masyarakat dunia secara luas. Acara di Madrasah berakhir pada
pukul 1 siang.
Selanjutnya, aku diprogramkan
oleh panitia untuk mengisi acara di Mannasas Virginia. Aku berangkat bersama
Bang Oscar, presiden IMAAM, dan Bang Rusdi yang sengaja mencari pahala membawa
kami ke lokasi. Kami berangkat dari rumah Bang Syafrin tempat saya menginap di
hari itu. Kebetulan juga Bang Rusdi dan Bang Syafrin tinggal berdekatan di
Virginia. Tiba di tempat pengajian, yaitu di rumah Bang Ihsanul Fikri, ternyata
di sana sudah ada Bang Vero dan rombongan. Tujuan utama dari tour pengajian
IMAAM adalah untuk melakukan sosialisasi program bersama masyarakat Indonesia
yang diprakarsai oleh IMAAM untuk membeli pusat kegiatan bersama masyarakat
muslim Indonesia di Washington dan sekitarnya. Selesai acara aku pulang bersama
Bang Rusdi dan Bang Oscar menuju rumah Pak Syafrin untuk menginap di rumah
beliau. Malam itu aku tertidur pulas di rumah Bang Syafrin yang asri. Semoga
beliau dan keluarga serta rumah yang ditempatinya selalu mendapat keberkahan
dari Allah.
Hari senin, 16
April 2012
Pagi ini aku
mendapat kehormatan dari kawan-kawan Washington. Giliran menemaniku dihari ini
tidak tanggung-tanggung, tokoh masyarakat Indonesia asal Minang yang sudah lama
menetap di Washington, yaitu Bang Duta Mardin. Aku senang bertemu beliau dan
aku banyak menimba ilmu dari pengalaman hidup beliau yang beliau sampaikan
selama dalam perjalanan. Bang Duta mengajakku ke kantor pos sambil mengantar
barang yang hendak beliau kirim. Aku diajak untuk melihat bagaimana perilaku
masyarakat sehari-hari dan apa saja aktivitas mereka. Aku selanjutnya diajak
untuk mengunjungi lembaga kajian ilmu-ilmu keislaman yang concern mengkaji
tentang maqashid al-syari’ah. Selanjutnya aku diajak melihat museum pesawat…dan
terakhir aku diajak ke perpustakaan kecamatan…selanjutnya aku istirahat dan
makan sianag di rumah Bang Duta yang terkenal di Washington dengan rendangnya.
Posting Komentar