Menghiasi Diri Dengan Adab Hari Jum’at
Ada beberapa adab (baca:etika) Jum’at yang harus dipelajari
agar kita dapat memperlakukan hari ini dengan agung sebagaimana halnya Allah
SWT dan Rasul-Nya SAW. Dalam hal ini kami berusaha menukil beberapa adab Jum’at
yang berkaitan dengan tema “Seni memperpanjang umur”. Kami akan menyebutkan
lima jenis adab yang telah disebutkan oleeh nabi SAW secara umum dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Aus bin Aus RA, bahwa Rasulullah bersabda :
Artinya :
Barangsiapa menyetubuhi istrinya pada hari jum’at dan mandi,
kemudian berangkat lebih awal dan hadir sebelum khutbah (jum’at) pertama;
berjalan dan tidak naik kendaraan, lalu duduk dekat dengan imam dan menyimaknya
serta tidak berkata hal-hal yang tidak berguna, maka setiap langkah yang ia
ayunkan dari rumah menuju masjid akan dicatat sebagai amalan sunah, sebanyak
pahala puasa sunahnya dan qiyamullail. (HR. Ahmad )
http://Kiwi6/file/929hkfscxz
Coba anda perhatikan kondisi mayoritas masyarakat pada hari
Jum’at ! anda akan lihat, banyak dari mereka yang melanggar rambu-rambu yang
disebutkan dalam hadits tadi, kecuali mandi, karena kebanyakan dari mereka
melakukan ritual mandi. Namun kita tidak tahu persis, mandi karena tradisi atau
mandi karena ibadah ? yang perlu disadari adalah, mandi pada hari jum’at dapat
membersihkan dosa dan kesalahan.
Kata ghassala memiliki konotasi makna menyetubuhi istri,
karena biasanya ia yang menyebabkan seseorang mandi. Maka dari itu, nampak
seolah olah ia dimandikan. Ada juga yang berpendapat bahwa kata ghassala
berarti membersihkan kepalanya. Kata bakkara berarti keluar pada pagi hari. Kata
ibtakara berarti mendapatkan khutbah jum’at pertama. Kalimat wa masyaa walam
yarkab bermakna berjalan ke masjid tanpa menaiki kendaraan. Oleh karena itu
kita sebaiknya senantiasa berusaha menunaikan ibadah jum’at di masjid terdekat
dan tidak mencari masjid yang letaknya jauh, yang hanya bisa dijangkau dengan
kendaraan, karena pahala yang begitu besar dapat terlewatkan begitu saja.
Sementara itu perbuatan sia-sia yang dimaksud dalam hadits
tadi memiliki bentuk yang beragam, yang seringkali
dilakukan oleh banyak orang tanpa disadari. Jadi sudah sewajarnya setiap muslim
tidak menyia-nyiakan peluang pahala yang berlipat-ganda ini dan bergegas
mempelajari adan dan hukum yang berkaitan dengan ibadah jum’at.
Coba bayangkan, seandainya anda melakanakan sunnah-sunnah
tersebut, sedangkan jarak yang akan ditempuh dari rumahmu ke masjid minimul
seribu langkah, maka dengan izin Allah anda mendapat pahala ibadah selama
seribu tahun, yang nilainya sebanding dengan pahala puasa dan qiyamullail tanpa
ada satupun kesalahan. Bahkan dalam kurun waktu satu bulan anda dapat
mengumpulkan pahala yang sama, yaitu pahala empat ribu tahun, yang semuanya
adalah puasa dan shalat malam. Jadi berapa banyak pahala yang anda perkirakan
dapat diperoleh dalam kurun waktu satu tahun, dua puluh tahun, yang yang lebih
dari itu? Walaupun selama hidup anda berpuasa dan shalat malam, sudah tentu
anda tidak akan sanggup berpuasa dan shalat malam selama seratus tahun penuh. Akan
tetapi berkat karunia allah SWT yang sangat luas, ia memberika karunia tersebut
kepada kita, sebagai umat yang lemah dan berumur pendek. Masihkah anda berniat
menyia-nyiakan pahala tersebut ??
Posting Komentar