Bulan Ramadhan
bergelimang rahmat. Banyak keistimewaan yang ditawarkan oleh Allah swt kepada
orang-orang yang beriman dibulan ini. Diantaranya :
1.Jika
amalan lain dilipatgandakan pahalanya oleh Allah, setiap kebaikan sepuluh kali
lipat hingga tujuh ratus kali lipat, tetapi untuk puasa Allah tidak menggunakan
hitungan tersebut, artinya amalan kita akan diistimewakan lebih dari pada
kelipatan diatas.
2.Bagi
orang yang berpuasa Allah akan menjauhkannya dihari itu tujuh puluh tahun dari
neraka. (HR.Bukhari-Muslim)
3.Bagi
yuang puasa karena iman dan mengharap pahala dari Allah swt, ia akan diampuni
semua dosanya yang telah lalu. (HR.Bukhari-Muslim). Dan bagi orang yang
berpuasa dan ia tahu larangan-larangannya, ia juga menjaga apa yang harus dijaga,
akan dihapuskan darinya semua dosa yang telah lalu (HR.Ibnu Hibban).
4.Lebih
istimewa dari itu semua adalah diturunkannya al Quran dibulan ini untuk
menunjuki, menjelaskan dan mengabarkan kepada kita mana yang benar dan mana
yang salah.
Allah
Swt.Berfirman :
شهر
رمضان الذي أنزل فيه القرآن هدى للناس وبينات من الهدي و الفرقان …
“Bulan
Ramadhan yang didalamnya diturunkan al Qur’an, sebagai petunjuk buat umat
manusia, penjelas dari petunjuk dan sebagai pembeda (antara haq dan
batil),…”(Al Baqarah:185)
Definisi Al Qur’an
“Al Qur’an
adalah Kitab Allah yang mengandung mukjizat, diturunkan ke hati Nabi Muhammad
saw, melalui perantaraan Malaikat Jibril, sampai kepada kita dengan jalan
mutawatir, Dimulai dari surat al Fatihah dan ditutup dengan surat an Naas, dan
membacanya adalah ibadah.”
Definisi
ini menggambarkan kepada kita keistimewaan yang luar biasa dari al Quran.
-Sebagai Kitab Allah, al
Qur’an terjamin kehebatannya dari segala aspek, karena Allah yang memiliki
kitab ini adalah Maha segalanya.
-Al Qur’an mengandung mukjizat dan kehebatan yang
tidak dapat ditandingi oleh kitab manapun, baik itu dari aspek bahasanya, ilmu pengetahuan, hukum
syari’at ataupun informasi tentang alam ghaibnya
-Al Qur’an diturunkan ke
hati orang yang paling bersih, hati Nabi Muhammad saw. Dari hatinya yang bersih
inilah al Qur’an ditransfer ke hati-hati sahabatnya yang juga bersih, karena
salah satu tugas Nabi Muhammad adalah membersihkan hati manusia. Al Qur’an
tidak akan dapat berinteraksi dengan hati yang kotor.
-Al Qur’an diturunkan melalui perantaraan Malaikat
yang sangat amanah, yaitu malaikat Jibril yang digelar oleh Allah sebagai ar
Ruh al Amin (Malaikat yang amat jujur).
-Al Qur’an sampai kepada kita dengan jalan
mutawatir, artinya melalui sumber informasi yang sangat banyak yang tidak
memungkinkan terjadinya manipulasi atau distorsi informasi.
-Al Qur’an adalah sebuah paket yang utuh, dimulai
dari surat al Fatihah dan ditutup dengan surat an Naas. Sempurnanya al Qur’an
ini menuntut kita untuk tidak mengambil bagian tertentu dari ayat atau surat
dan meninggalkan atau menelantarkan ayat yang lain.
-Membaca al Qur’an adalah ibadah. Setiap huruf yang
kita ucapkan dibalas oleh Allah swt dengan satu kebaikan, dan satu kebaikan
tersebut melahirkan sepuluh kebaikan semisalnya.
Tiga Golongan Orang
Menyikapi Al Qur’an
Meskipun al Qur’an memiliki
keistimewaan seperti terungkap diatas, tetapi manusia mumin dalam menyikapi al
Qur’an terbagi tiga :
Dalam Surat Fathir ayat
32, Allah swt berfirman : “ Kemudian Kami wariskan kitab buat orang-orang
yang kami pilih dari hamba-hamba Kami : Diantara mereka ada orang mendzalimi
dirinya, diantaranya ada orang yang pertengahan dan diantaranya ada orang yang
berlomba-lomba mengejar kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itulah
keutamaan yang besar”.
Tiga kelompok itu adalah :
1.Kelompok
orang yang mendzalimi dirinya. Yaitu orang-orang yang sangat kurang
mengamalkan nilai-nilai al Qur’an.
2.Kelompok
yang pertengahan. Yaitu orang yang mengamalkan al Qur’an dalam banyak
kesempatan.
3.Kelompok orang yang berfastabiqul khairat,
yaitu orang-orang yang selain mengetahui kandungan al Qur’an, dia juga
mengajarkannya kepada orang-orang lain. Dia tidak sekedar mengamalkan al
Qur’an, tetapi juga menunjukkan kepada orang lain agar juga mengamalkan al
Qur’an
Ramadhan, bulan al Qur’an
Dengan keistimewaan yang
luar biasa dari al Qur’an ini, maka Allah secara khusus menyebutkan kepada kita
tentang sejarah al Qur’an yang diturunkan dibulan ramadhan, disela-sela
penjelasan tentang perintah melaksanakan shaum dan hukum-hukum yang terkait
dengan shaum.
Rasulullah saw memahami
informasi ini sebagai perintah untuk menjadikan ramadhan sebagai bulan al Qur’an.
Oleh karena itu , Rasulullah saw sangat banyak membaca al Qur’an dibulan ini.
Beliau juga melaksanakan tadarus bersama Jibril as. Rasulullah saw dengan
kedekatannya dengan al Qur’an akhirnya menjadi al Qur’an yang berjalan.
Beliaulah contoh hidup dari al Qur’an. Beliaulah rujukan teknis dalam memahami
nash al Qur’an.
Berinteraksi dengan Al
Qur’an
Hadirnya bulan ramadhan
tahun 1422 H, merupakan peluang emas bagi kita untuk mengkaji secara intensif
nilai-nilai al Qur’an. Disaat semua ideologi satu persatu rontok, kenapa kita
selaku kaum muslimin yang memiliki kitab yang begitu hebat tidak menjadikannya
sebagai ideologi satu-satunya, bukan hanya menjadikannya sebagai ideologi
alternatif ? Sudah seharusnya kita mengkaji ulang tentang sikap kita terhadap
al Quran selama ini. Apakah kita sudah beriman dengan al Qur’an ? Apakah kita
sudah dekat dengan al Quran ? Sudahkah kita membukanya dan membacanya setiap
hari ? Sudahkah kita mencoba untuk memahami isinya ? Adakah kita berminat untuk
mendalami bahasa al Quran agar kita lebih dekat dengannya ? Pernahkah kita
merasa sedih jika surat atau ayat yang kita baca tidak dapat kita pahami
sebagaimana sedihnya dan penasarannya kita karena tidak bisa memahami isi surat
dari orang yang paling kita cintai ? Sudahkah kita memasang niat untuk setia
dan taat dengan setiap perintah dan larangannya ? Masuk dalam kelompok mana
diri kita dari tiga kelompok yang disebut oleh Allah ?
Agar Al Quran memiliki
pengaruh buat kejiwaan kita dan menjadi solusi bagi problematika kehidupan
kita, maka kita perlu memperhatikan hal-hal dibawah disaat membaca dan
mengkajinya :
1.Hendaklah
kita membaca ta’awwudz saat hendak memulai membaca al Qur’an, agar kita
terhindar dari gangguan syetan dan dapat konsentrasi serta sungguh-sungguh
mengikuti ayat demi ayat yang kita baca.
2.
Membaca Basmalah, mudaha-mudahan kita sealu berada dibawah naungan rahmat Allah
saat membaca al Qur’an.
3.
Hendaklah membaca al Qur’an dengan tartil, artinya memperhatikan hukum dan
kaidah membaca al Qur’an yang baik dan benar.
4. Berusaha untuk khusyu’,
memperhatikan ayat demi ayat yang kita baca.
5. Berusaha untuk memahami
dan mentadabburi ayat yang dibaca.
6. Berusaha agar terpengaruh
atau terkesan dengan ayat yang sedang di baca, dengan cara :
a.Mengulang-ulang
ayat dan membacanya dengan perlahan.
b.Berusaha
untuk bertafakkur dan bertadabbur tentang ayat yang dibaca.
c.Menangis
atau berusaha untuk menangis pada ayat-ayat azab.
d.Berdo’a
disaat membaca ayat-ayat tentang berita gembira, memohon kepada Allah semoga
kita termasuk orang-orang yang ada didalamnya.
7. Berusaha untuk membaguskan
suara, dengan tidak dibuat-buat.
8.Tidak
membaca al Qur’an dengan suara keras jika khawatir akan riya’ atau mengganggu
orang yang sedang sholat.
9.Lebih
baik melihat mushaf, agar tidak terjadi kesalahan dalam membaca. Tidak melihat
mushaf dibolehkan kalau sedang muraja’ah (mengulang) hafalan.
10.Lebih baik membaca al Qur’an sesuai dengan urutan
surat, karena urutan ini adalah tauqifi, artinya perintah Allah kepada Nabi
Muhammad untuk meletakkannya sesuai dengan daftar urut yang ada sekarang ini.
11.Makruh untuk memutuskan bacaan al Qur’an hanya
sekedar untuk berbicara, tertawa dst.
12.
Melakukan sujud tilawah jika membaca ayat-ayat sajadah.
13.Memperhatikan
suasana dan waktu-waktu yang baik saat membaca al Qur’an, agar kita lebih bisa
konsentrasi, seperti :
a. Dalam sholat, sebelum atau sesudahnya.
b. Pada malam hari.
c. Sepertiga malam yang terakhir
d. Setelah sholat subuh.
e. Atau waktu-waktu lain .
14.
Sangat baik kalau kita bisa memahami suasana ketika ayat atau surat tertentu
diturunkan. Tujuannya adalah agar kita terbawa secara emosi dengan kondisi
tersebut yang bisa berdampak kepada kekhusyua’an kita. Sebagai contoh, ketika
Rasululah mendapatkan cobaan yang bertubi-tubi, kesedihan sedang menggelayuti
jiwa beliau, Allah turunkan buatnya surat Yusuf, yang intinya adalah :
kesedihan bukan hanya milik Nabi Muhammad, tetapi saudaranya seperjuangan Nabi
Yusuf juga mengalami nasib yang sama dengan beliau. Beliau dimusuhi oleh
saudara-saudaranya, dibuang ke sebuah sumur, berpisah dengan orang tua yang
sangat menyayanginya, dijual sebagai seorang budak, mendapat cobaan keimanan
digoda oleh ibu angkatnya, dipenjara, dilupakan oleh temannya yang sudah lepas…
tetapi berkat ketabahannya, Allah swt memberikan buatnya posisi yang baik
dipemerintahan pada masanya. Surat ini juga sebagai kabar gembira bagi Rasul
saw, bahwa setelah cobaan yang memuncak akan terdapat kabar gembira untuknya
dan sahabatnya, yaitu kemenangan sebagaimana yang didapatkan Yusuf as.
Semoga
ramadhan kali ini menjadikan kita orang-
orang yang berfastabiqul khairat dalam al Quran .
Posting Komentar