Kajian hadits :
Seorang Mukmin di Ibaratkan seperti Pohon Kurma (Bagian 2)
Adapun sisi-sisi kemanfaatan seorang mukin yaitu :
a.
Lisan seorang mukmin
Tidak berbicara kecuali pembicaraan yang akan mendatangkan manfaat untuk
semua. Kita mendapati lisannya senantiasa membaca kitabullah, melantunkan
hadits rasul saw, menasihati orang lain, dan jauh dari ghibah. Mengeluarkan
kalimat yang baik pada tempat yang baik, tidak membual dan mencela orang
lain;tidak berbicara kotor dan jorok; jauh dari kemunafikan dan
perselisihan;serta tidak banyak berdebat, bahkan lisannya senantiasa basah
dengan dzikrullah.
b.
Pemikiran seorang
mukmin
Pemikirannya senantiasa konsisten terhadap kitabullah dan sunnah
nabi,saw, tidak terpengaruh oleh kejahiliyahan yang mendominasi sistem
perundang-undangan, tidak mewarnai shibgah atheisme dan sekularisme, buah
pikirannya bisa diterima dan dimanfaatkan banyak orang.
c.
Aktifitas seorang
mukmin
Tidak beraktifitas kecuali disertai niat karena Allah. Dia belajar karena
terdorong sabda Nabi SAW,
Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.”
Ia bekerja karena terdorong sabda Nabi saw
“tangan yang diatas lebih baik daripada tangan yang dibawah”.
Dia menyambung silaturrahim karena terdorong sabda rasulullah saw.
“Arrahim itu bergayut di Arsy Allah yang Maha Rahman seraya berseru, “barangsiapa menyambungku,Allah akan menyambungnya dan barangsiapa memutuskan aku, allah akan memutuskannya.”
Ia berjihad untuk menegakkan kewajiban jihad seperti telah disabdakan rasulullah
saw,
“surga berada dibawah naungan pedang”
Dia beraktifitas memakmurkan dunia untuk merealisasikan firman Allah,
“Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya (hud :61)
Dia bersilaturrahim kepada saudara seagama untuk merealisasikan firman
Allah dalam hadits qudsi,
“akan mendapatkan kecintaanKu orang orang yang saling mengunjungi demi mencari ridho Allah.”
Pendek kata, setiap aktifitas yang digeluti seorang mukmin dengan
disertai niat , pasti akan membuahkan sesuatu yang berguna.
d.
Qalbu seorang mukmin
Qalbu seorang mukmin putih bersih bagaikan mutiara yang tidak ternodai
walau oleh setitik noda hitam. Dia mencintai Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang yang beriman; penuh kasih kepada kaum fakir; senantiasa memperbarui
iman demi melaksanakan sabda Rasulullah saw.
“sesungguhnya iman di dada salah seorang diantara kamu itu akan lusuh sebagaimana lusuhnya baju, maka mohonlah kepada Allah yang Maha Suci agar memperbarui iman di dada kalian.”
Qalbu mukmin adalah bejana ma’rifah yang menyerap kebaikan-kebaikan dan
tidak tersusupi kebatilan setitikpun, dan qalbu mukmin sangat lapang mencakup
semua kaum muslimin.
e.
Jiwa seorang mukmin
Seorang mukmin memiliki jiwa yang tenang dan tentram, tidak guncang
karena musibah-musibah yang menderanya, sebab dia mengimani qadha dan qadar
Allah. Dia senantiasa khusyu’, tunduk, dan tidak marah kecuali bila larangan
Allah disepelekan. Ia bersikap tawadhu’ dan ramah terhadap sesama mukmin,
serrta suka memberikan pertolongan kepada orang lain pada setiap waktu.
f.
Usia produktif
seorang mukmin
Begitu juga seorang mukmin, tidak pernah lepas dari sifat sifat kebaikan.
Jika dia pelit dalam satu segi kebaikannya, ia bermurah hati dalam segi lain.
Misalnya, seorang mukmin tidak mau berbicara, orang lain akan mengambil manfaat dari sikap diam yang menceerminkan
keimanannya. Pertemuan dengan seorang mukmin merupakan satu keuntungan bagimu,
karena sekedar melihat dirinya akan mengingatkanmu kepada Allah Ta’ala
Untuk merealisasikan kemanfaatan yang komprehensif bagi orang lain,
seorang muslim hendaknya melakukan langkah langkah amaliyah berikut ini :
1.
Melakukan Mujahadatun Nafs
agar jangan sampai dirinya melakukan,mengucapkan,atau menampilkan sesuatu yang
menggangu dan mengusik orang lain. Bahkan sebaliknya, melakukan ,mengucapkan,
dan menampilkan sesuatu yang mendatangkan manfaat bagi orang lain. Ia berusaha
menata hati jangan sampai menyimpan rasa iri, dengki,benci, dan dendam kepada
orang lain. Ia berusaha menjaga lisan dan anggota badan lainnya agar jangan
sampai menjadi sarana hati yang sedang sakit untuk mengekpresikan perasaan hatinya terhadap orang lain.
2.
Senantiasa memperteguh
tekad untuk tetap istiqomah dalam memberikan kemanfaatan kepada orang lain. Ia senantiasa
memotivasi diri ketika mendapati tekadnya melemah, karena kelemahan ‘azam
inilah yang mendorong seseorang bermaksiat. Apabila terlanjur melakukan,mengucapkan
atau pmenampilkan sesuatu yang menggangu okrang lain, hendaknya ia melakukan mu’aqobah
(memberikan sanksi kepada diri sendiri)agar tidak mengulangi kesalahan yang
sama di masa yang akan datang.
3.
Meneladani rasulullah saw. Para
sahabat dan ulama salaf yang telah menghibahkan seluruh kehidupan mereka untuk
melayani dan mendatangkan kemanfaatan
bagi umat manusia demi meraih ridha ta;ala
Rasulullah saw. Berusaha menghibur anak kecil yang sedang
sedih karena burung kesayangannya baru saja mati , membagi-bagikan harta
kepadada kum fakir miskin, mengajarkan ilmu agama kepada kaum laki laki dan
wanita yang membutuhkan pelajaran agama, membantu istri istri beliau
dalammenangani urussan rumah tangga, dan memanjatkan doa keselamatan dan
kesejahteraan untuk orang orang yang minta didoakan.
Banyak diantara ulama salaf yang memberikan bantuan keuangan
kepada orang-orang muslim yang
membutuhkan bantuan. Jika tidak memiliki uang, mereka menyumbangkan tenaga. Jika
sakit, maka meminta bantuan kepada orang yang mampu untuk membantu saudaranya. Jika
tidak mampu, maka ia dengan khusyuk berdoa agar saudaaranya mendapatkan
pertolongan Allah Ta’ala.
Posting Komentar