Semua
orang bercita-cita ingin sukses dalam hidupnya. Meskipun ukuran kesuksesan
masing-masing pribadi berbeda, tetapi standar umum yang mempertemukan perbedaan
itu adalah kedekatannya kepada Allah. Dalam terminologi al Quran, di antara
kata yang dipakai untuk makna sukses adalah hasanah. Bagaimana hasanah
di dunia bisa mengantarkannya untuk dapat hidup hasanah di akhirat.
Agar cita-cita kita ingin sukses dapat
tercapai, Islam menawarkan kepada kita
beberapa kiat, di antaranya:
1.
Hilangkan Penyakit-penyakit Mental yang Menghambat Kemajuan
Budaya kerja pada masa Rasulullah sangat mendarah daging di kalangan
sahabat. Ketika melihat salah seorang
sahabatnya berada di masjid pada jam kerja, Beliau bertanya tentang sebab
keberadaannya di masjid. Lalu sahabat yang bernama Abu Umamah ini menceritakan apa
adanya tentang kondisinya yang tengah digelayuti kesedihan karena terlilit
hutang. Rasulullahpun mengajarkan kepadanya doa yang diamalkan setiap pagi dan
petang untuk membantunya keluar dari masalah yang sedang dihadapinya.
Doa tersebut adalah :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ
بِكَ مِنَ اْلهَمِّ وَالْحَزَنِ , وَ أَعُوذُ بِكَ مِنَ اْلعَجْزِ وَاْلكَسَلِ, وَ
أَعُوذُ بِكَ
مِنَ الْجُبْنِ وَاْلبُخْلِ
, وَ أَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الِرّجَاِل
“Ya Allah ! Aku berlindung
kepada-Mu dari segala kegelisahan dan kesedihan,
Aku
berlindung kepada-Mu dari segala kelemahan dan kemalasan,
Aku
berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan bakhil,
Aku berlindung kepada-Mu dari
lilitan hutang dan kesewenangan orang". (HR.Abu Daud)
Delapan
penyakit jiwa di atas adalah penghambat utama kesuksesan dan produktivitas. Doa
tersebut menyiratkan pesan-pesan berikut :
·
Kita tidak boleh larut dalam
kegagalan sehingga membuat kita gelisah dan sedih berkepanjangan, kita harus
evaluasi sebab kegagalan kita, dan kita harus bangkit dan belajar dari
kegagalan tersebut
·
Kita harus mengusir rasa
kurang percaya diri, merasa tidak punya potensi dan rasa malas; galilah potensi
diri dan kembangkan; serta pupuklah semangat kerja
·
Kita harus hilangkan sifat
pengecut dan sifat bakhil. Bangun sifat sportif, berani dan bertanggungjawab.
Jangan pelit untuk memberikan kontribusi apa saja yang kita miliki.
·
Jangan biasakan hidup berhutang
kecuali terpaksa; dan hindarkan berhutang dengan sistem riba.
·
Carilah peluang-peluang baru
yang dapat menopang kehidupan kita dan keluarga, agar kita tidak diperlakukan
rendah oleh orang lain.
Sekilas, ajaran Rasulullah SAW ini kelihatan sepele, hanya doa...tetapi
ketika doa ini diamalkan setiap pagi dan petang, doa ini akan berdampak kuat
pada pribadi yang mengamalkannya. Tidak mungkin dia berdoa agar dihilangkan
penyakit-penyakit di atas, sementara dia hanya berpangku tangan tanpa usaha
memerangi sifat-sifat ini pada pribadinya.
Ketika
penyakit-penyakit yang membelenggu dirinya hilang, dia akan kembali lincah
bekerja dan berusaha, dan melaju meniti sukses.
- Baca Kelebihan yang Kita Miliki...
Bila Perlu, Libatkan Orang Lain untuk
membacanya...,
Lalu, Mintalah Bantuan Allah !
Setiap kita
punya kelebihan...tinggal bagaimana kelebihan tersebut dapat kita kembangkan
sampai menjadi maksimal. Islam mengajarkan kepada ummatnya untuk membaca
potensi masing-masing. Kalau belum yakin dengan potensi yang kita miliki, tidak
ada salahnya melibatkan orang lain untuk dimintai pendapatnya.
Setelah
potensi tersebut ditemukan, sebaiknya kita komunikasikan kepada Allah, meminta
dukungan kekuatan dan ilmu dari-Nya. Perlunya meminta dukungan kepada Allah
dalam hal ini adalah untuk memastikan apakah potensi yang kita temukan tersebut
telah memenuhi formula 3 B atau belum.
Formula
3 B
3 B yang
dimaksud adalah : 1). Baik untuk agama kita; 2). Baik untuk kehidupan kita; 3).
dan Baik untuk masa depan kita.
Baik untuk
agama harus mendapatkan prioritas dalam pemilihan potensi yang akan
dikembangkan. Karena sebesar apapun penghasilan, jika tidak menguntungkan agama
dan masa depan kita, pasti tidak akan membawa keberkahan dalam hidup.
Memastikan
formula 3 B ada dalam pilihan kita sangat penting. Dalam kondisi sulit,
kadang-kadang kita berpikir pragmatis. Dengan alasan tuntutan ekonomi ada orang
yang nekat menukar agama, melacurkan diri, kerja di tempat haram, kerja di
tempat yang tidak memberikan kesempatan untuk sholat, dan kerja di
tempat-tempat lain yang dapat menggerogoti kualitas keagamaan.
Formula 3
B inilah yang terkandung dalam doa
istikharah. Rasulullah SAW mengajarkan kepada sahabatnya agar selalu meminta
pertimbangan Allah dalam menentukan setiap pilihan hidup. Setelah sholat sunnah
dua rakaat, silahkan baca dan renungkan doa berikut :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ
بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ
وَتَعْلمَ ُوَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوْبِ . اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ
تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِيْنِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي
أَوْ قَالَ عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ
لِي فِيْهِ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِيْنِي وَمَعَاشِي
وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْقَالَ فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّي
وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الخْيَرْ َحَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي بِهِ
. قال ويسمي حاجته )
"Ya Allah, dengan ilmu pengetahuan-Mu
aku meminta pilihan yang terbaik untukku, dan dengan kuasa-Mu aku meminta
taqdir yang baik untukku, dan aku memohon kepada-Mu akan karunia-Mu yang agung.
Karena sesungguhnya Engkaulah Yang berkuasa dan aku tidak berkuasa. Engkau
mengetahui dan aku tidak mengetahui, dan Engkau Maha mengetahui perkara yang
ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik untukku dalam
agamaku, kehidupanku, dan akibat yang ditimbulkan oleh urusanku ini, baik cepat
maupun lambat, maka taqdirkanlah ia untukku dan mudahkanlah ia untukku,
kemudian berkatilah aku darinya. Dan
jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untukku dalam agamaku,
kehidupanku, dan akibat yang ditimbulkan oleh urusanku ini, baik cepat maupun
lambat, maka jauhkanlah ia dariku, dan jauhkanlah aku darinya, dan taqdirkanlah
untukku suatu kebaikan, apapun kebaikan itu, kemudian ridhokanlah aku dengannya
(dengan menyebutkan pilihan yang sudah kita nominasi)." (HR.Bukhari, 1/391)
Formula 3 B
3. Jangan
Ragu-Ragu Melangkah,
Bertawakkallah
Kepada Allah !
Jika
sudah mantap menjatuhkan pilihan pada profesi dan pekerjaan tertentu, mari kita melangkah dengan pasti. Mari kita tanamkan
investasi pikiran, tenaga, dan skill yang kita miliki untuk pekerjaan. semaksimal
mungkin. Insyaallah Allah akan membantu dan mengembalikan investasi yang kita
tanam dengan kelipatan yang tidak berhingga.
Posting Komentar