Oleh : DR. Harjani Hefni,MA
Syetan
adalah makhluk yang telah bersumpah dan bertekad di hadapan Allah untuk
menghalang-halangi manusia dari mengingat Allah swt. Bagaimana keseriusan
syetan dalam usahanya, dapat kita simak dalam Al Qur’an, Surah Al A’raf, ayat
16-17 :
قال
فبما أعويتني لأقعدن لهم صراطك المستقيم , ثم لآتينهم من بين أيديهم ومن خلفهم وعن
أيمانهم وعن شمائلهم ولا تجد أكثرهم شاكرين
“Iblis menjawab: “ Karena Engkau telah menghukum saya tersesat,
saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang
lurus..Kemudian saya akan mendatangi merekadari muka dan dari belakang mereka,
dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanayakan
mereka bersyukur”
Makar syetan sebenarnya sangat lemah, meskipun upaya
penyesatan mereka lakukan sangat profesional. Allah befirman :
إن
كيد الشيطان كان ضعيفا (النساء : 76)
“Sesungguhnya tipu daya syetan itu adalah lemah”.
Banyaknya manusia yang terpedaya
oleh bujuk rayu syetan pada prinsipnya bukan karena kekuatan syetan itu
sendiri, tetapi lebih kepada faktor lemahnya manusia yang bersangkutan. Titik lemah atau penyakit inilah yang
dimanfaatkan oleh syetan sebaik-baiknya untuk menjerumuskan manusia. Di antara
titik lemah itu adalah : dalam kondisi marah, hasad, perut kenyang, putus asa,
menolak kebenaran, bangga diri, cenderung berbuat dzalim, suka terburu-buru,
kebodohan, kekikiran, suka berdebat, rag-ragu, lalai, permusuhan yang hebat,
merasa hebat dan tidak mau lagi mendengar orang lain, berkeluh kesah, cinta
harta, terpesona dengan dunia, dll. Disaat titik-titik lemah ini tidak kita
antisipasi, maka kita akan kecolongan dan terperangkap dalam jerat-jerat
syetan. Ketika hal ini terjadi, mereka
secara perlahan akan tunduk dengan segala titah dari syetan dan tidak malu
melakukan tindakan-tindakan aneh yang tidak bermoral, bertentangan dengan akal
sehat, dan tidak berperikemanusiaan. Para budak syetan ini di hari kiamat akan
dipermalukan oleh tuannya sendiri (baca : syetan), karena mereka mengikutinya.
Allah
berfirman :
وَقَالَ
الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ
وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِي عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ
إِلَّا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوا
أَنْفُسَكُمْ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي
كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِ مِنْ قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ
أَلِيمٌ (إبراهيم : 22)
“Dan berkatalah syetan
tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: ‘Sesungguhnya Allah telah
menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu
tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu,
melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab
itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku
sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat
menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku
(dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang dzalim itu mendapat
siksaan yang pedih”.
Agar syetan tidak dapat memasuki
celah-celah kelemahan kita, maka kita perlu mengetahui bagaimana cara menutup
celah-celah tersebut. Berikut beberapa
kiat mempersenjatai diri kita agar tidak menjadi sasaran bidik dari syetan
yang terlaknat :
1.
Menyibukkan diri dengan berdzikir kepada
Allah dan tidak lalai.
Di antara sifat terpuji yang dimiliki orang-orang
bertaqwa adalah selalu siaga menghadapi godaan syetan.Allah berfirman :
إِنَّ
الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا
فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُون ( الأعراف : 201)َ
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa
bila mereka ditimpa waswas dari syetan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika
itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya”.
Karena lalai adalah pintu besar yang dapat dimasuki
secara mudah oleh syetan. Allah berfirman :
ومن
يعش عن ذكر الرحمن نقيض له شيطانا فهو له قرين (الزخرف : 36)
“Barangsiapa yang berpaling dari berdzikir kepada Tuhan Yang Maha
Pemurah, Kami adakan baginya syetan
(yang menyesatkan) maka syetan itulah yang menjadi teman yang selalu
menyertainya”.
2.
Komitmen dengan Al Qur’an dan As Sunnah,
dalam kerangka ilmiah maupun praktis.
Amalan yang paling baik untuk menjaga diri dari syetan
adalah dengan komitmen terhadap Al Qur’an dan As Sunnah. Dan syetan berusaha
keras agar mengeluarkan kita dari jalan Allah ini, sehingga kita tidak tertarik
lagi untuk mengkaji apa yang terdapat dalam dua pusaka Rasulullah ini.
Allah berfirman :
وأن
هذا صراطي مستقيما فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله ذلكم وصاكم به
لعلكم
تتقون ( الأنعام : 153)
“Bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah
jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti
jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari
jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa”
Ketika menjelaskan ayat ini, Rasulullah saw bersabda
:
خط
رسول الله صلى الله عليه وسلم خطا بيده , ثم قال : " هذا سبيل الله مستقيما
" وخط
عن يمينه وشماله ثم قال : "هذه السبل ليس
منها سبيل إلا عليه شيطان يدعوا إليه " ثم قرأ
"
وأن هذا صراطي … " (رواه الإمام أحمد والحاكم وصححه
والنسائي)
Rasulullah saw membuat sebuah garis dengan
tangannya, kemudian berkata : “Ini adalah jalan Allah yang lurus”. Lalu beliau
membuat garis lagi di sebelah kanan dan kirinya kemudian bersabda : “ Ini
adalah jalan-jalan, tidak ada satu jalanpun di antaranya, kecuali ada syetan
yang mengajak kepadanya. Kemudian beliau membaca ayat di atas…”
3.
Meminta suaka kepada Allah dari kejahatan syetan
Di antara cara terbaik berlindung dari syetan adalah
dengan meminta suaka kepada Allah dari kejahatan syetan. Karena Allah Maha
Kuasa untuk mengendalikan makhluk-Nya. Allah berfirman :
خُذِ
الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ(199)وَإِمَّا
يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ
إِنَّهُ
سَمِيعٌ عَلِيمٌ(200)
“ Jadilah engkau pemaaf, dan suruhlah orang
mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.
Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan
syetan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.” (Al A’raaf : 199-200). Allah juga mengajarkan Rasul-Nya agar
mengucapkan doa ini :
وَقُلْ
رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ(97)وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ
يَحْضُرُونِ (المؤمنون : 97-98)
“Dan katakanlah: “Ya Tuhanku aku berlindung
kepada Engkau dari bisikan-bisikan syetan, Dan aku berlindung pula kepada
Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku”
Di antara tempat-tempat
khusus yang diajarkan kepada kita agar berlindung kepada Allah dari kejahatan
syetan adalah :
a.
Ketika masuk WC
Nabi saw ketika masuk WC selalu berlindung kepada
Allah dari syetan laki-laki dan perempuan yang ada di WC. Dalam hadits
disebutkan :
عن
أنس بن مالك رضي الله عنه قال : كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل الخلاء قال
:
" اللهم إني أعوذبك من الخبث والخبائث
(رواه البخاري ومسلم)
“Dari Anas bin Malik berkata : Nabi saw
jika masuk WC biasanya mengucapkan : “ Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung
kepada-Mu dari syetan laki-laki an perempuan”
b.
Disaat
marah
Ketika dua orang sahabat saling perang mulut di
hadapan Nabi saw, Rasulullah saw bersabda :
"إني
لأعلم كلمة لو قالها لذهب عنه ما يجد من الغضب " فقالوا : ما هي يا رسول الله
؟ قال :
يقول : "اللهم إني أعوذ بك من الشيطان
الرجيم "
“Sesungguhnya aku mengetahui sebuah kalimat anaikan dia
ucapkan, maka akan hilanglah amarah yang ada pada dirinya. Shabat bertanya :
apakah kalimat itu ya Rasulullah ? Beliau bersabda : “ Allahumma Inni A’udzu
bika minassyaithonir rajim”
c.
Disaat berhubungan badan
Rasulullah saw mengajarkan kita doa berikut :
بسم
الله اللهم جنبنا الشيطان , وجنب الشيطان ما رزقتنا , فإنه لو قضى بينهما
ولد
من ذلك لم يضره الشيطان أبدا "
“ Bismillah, ya Allah, jauhkanlah kami dari
syetan, dan jauhkanlah syetan dari karunia anak yang Engkau anugerahkan kepada
kami”. Apabila karena sebab hubungan itu mereka dikaruniai anak, maka anak itu
tidak akan diganggu oleh syetan”. (Muttafaq Alaih)”.
d.
Disaat mendengar ringkikan keledai
Rasulullah saw bersabda :
إذا
نهق الحمار فتعوذوا بالله من الشيطان الرجيم (رواه الطراني في معجمه الكبير إسناد
صحيح)
“ Jika keledai meringkik, maka
berlindunglah dari syetan yang terkutuk”.
e.
Disaat membaca Al Qur’an
Allah berfirman :
فَإِذَا
قَرَأْتَ الْقُرْءَانَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيمِ(98)إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ ءَامَنُوا
وَعَلَى
رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُون (النحل : 98-99)
“Apabila kamu membaca Al Qur’an, hendaklah
kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syetan yang terkutuk. Sesungguhnya
syetan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal
kepada Tuhannya” َ
f.
Meminta perlindungan buat anak dan isteri
Rasulullah saw mendoakan cucunya Hasan dan Husain
agar terlindung dari pengaruh syetan. Dalam hadits disebutkan :
أعيذكما بكلمات الله التامة , من كل شيطان وهامة
ومن كل عين لامة
“Aku berlindung kepada Allah untukmu berdua dengan
kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari segala syetan, binatang yang berbisa
dan pandangan mata jahat yang menimpanya (HR.Bukhari)
4.
Bergabung dengan jama’ah kaum muslimin
Di antara sarana penutup pintu syetan adalah dengan
menggabungkan diri ke dalam komunitas orang-orang shalih yang bisa membantu
kita untuk berbuat yang benar. Rasulullah saw bersabda :
من
أراد منكم بحبوحة الجنة فليلزم الجماعةو فإن الشيطان مع الواحد وهو من الاثنين
أبعد
“Barangsiapa menginginkan syurga yang
paling baik, maka hendaklah dia bergabung dengan jamaah (komunitas orang-orang
baik). Karena syetan bersama orang yang menyendiri, dan dia agak menjauh dari
dua orang”.
5.
Menyingkap langkah-langkah dan
perangkap-perangkap syetan
Mengetahui langkah-langkah syetan dalam
memperdayakan kita akan membuat kita hati-hati melangkah, dan mudah mendeteksi
secara dini jika ternyata kita masuk perangkapnya. Al Qur’an dan hadits kaya dengan
informasi ini.
6.
Tidak menuruti perintah syetan
Jika kita mengetahui bahwa sebuah perilaku disenangi
oleh syetan, maka kita harus menghindarinya. Sebagai contoh :, bahwa syetan
makan dengan kiri, minum dengan tangan kiri, dan mengambil sesuatu dengan tangan
kiri. Karena itu, kita wajib menghindari perilaku yang memang sudah menjadi
trade mark-nya syetan tersebut. Rasulullah saw bersabda :
ليأكل
أحدكم بيمينه , وليشرب بيمينه , وليأخذ بيمينه , فإن الشيطان يأطل بشماله,
ويشرب
بشماله, ويعطي بشماله
“ Hendaklah kamu makan, minum
dan mengmbil dengan tangan kanan; karena syetan itu makan, minum, dan memberi
dengan tangan kiri” (HR.Ibnu Majah dengan sanad yang shahih)
7.
Taubat dan istighfar
Allah berfirman :
إِنَّ
الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا
فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُون ( الأعراف : 201)َ
“Sesungguhnya
orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa waswas dari syetan, mereka ingat
kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya”
Di antara sifat orang-orang yang bertakwa adalah :
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya
diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa
mereka; dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah ? Dan mereka
tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui”. (Ali Imran :
135)
8.
Menutup prasangka-prasangka yang mungkin
muncul dari orang lain terhadap kita
Kita dilarang membiarkan prasangka-prasangka yang
tersimpan di benak orang tentang kita, karena itu adalah pintu syetan untuk
merusak hubungan sesama kita. Rasulullah saw memberikan contoh yang sangat baik
kepada kita tentang hal ini. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Shofiyyah istri Rasulullah
saw, dia berkata : “Rasulullah saw melakukan I’tikaf. Lalu aku datang menjenguk
beliau pada suatu malam dan berbincang-bincang dengan beliau. Kemudian aku
bangun untuk pulang ke rumah. Kemudian beliaupun berdiri untuk mengantarku
pulang. Tempat tinggal Shafiyyah adalah di perkampungan Usamah bin Zaid. Lalu
lewatlah dua orang sahabat Anshar. Ketika mereka melihat Rasulullah saw, mereka
berdua bergegas. Rasulullah saw berkata : “ Perlahanlah ! Sesungguhnya di
sampingku adalah Shafiyyah binti Huyai.” Dua orang sahabat itu berkata : Subhanallah ya Rasulullah ! Rasulullah saw
bersabda : “ Sesungguhnya syetan itu
mengalir pada anak Adam mengikuti aliran darahnya. Dan aku khawatir akan
dilemparkan ke dalam hati kalian bisikan jahat, lalu kalian menghembuskan
berita jahat itu”.
Artinya, sahabat itu tidak berfikir
samasekali, bahwa Rasulullah membawa wanita lain selain istrinya. Tetapi
Rasulullah benar-benar mengantisipasi perkara ini sehingga tidak ada bagi
syetan untuk membisikkan kejahatannya kepada kedua sahabat tersebut.
Posting Komentar