الله أكبر الله أكبر الله أكبر
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ
يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ
اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ :
اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوىَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ
اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Sejak tadi malam telah berkumandang alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang kita peroleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Sebagaimana firman Allah SWT:
وَلِتُكْمِلُوااْلعِدَّةَ
وَلِتُكَبِّرُوااللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ ولَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
Takbir kita tanamkan ke dalam lubuk hati sebagai pengakuan atas kebesaran dan keagungan Allah SWT sedangkan selain Allah semuanya kecil semata. Kalimat tasbih dan tahmid, kita tujukan untuk mensucikan Allah dan segenap yang berhubungan dengan-Nya.
Tidak lupa puji syukur juga kita tujukan untuk Rahman dan Rahim-Nya yang tidak pernah pilih kasih kepada seluruh hambanya. Sementara tahlil kita lantunkan untuk memperkokoh keimanan kita bahwa Dia lah Dzat yang maha Esa dan maha kuasa. Seluruh alam semesta ini tunduk dan patuh kepada perintah-Nya.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah
Tujuan
utama madrasah Ramadhan adalah ‘la’allakum tattaqun’, semoga kita menjadi orang
yang bertaqwa. Karena itu, setelah kita menjalani ibadah puasa selama satu
bulan penuh, menjadi sangat penting bagi kita untuk mengetahui ciri-ciri taqwa,
agar kita dapat merawatnya jika kita mendapatkannya, atau memohon ampun kepada
Allah atas kekurangan kita dalam mewujudkannya.
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah
Di
antara ayat dalam al-Quran yang mengungkap tentang ciri-ciri orang yang
bertaqwa adalah QS. Ali Imran ayat 133-136. Allah swt berfirman:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا
السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ
فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ
النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (134) وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا
فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ
وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا
وَهُمْ يَعْلَمُونَ (135) أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ
وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ
أَجْرُ الْعَامِلِينَ (136)
133. Dan bersegeralah kamu
kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan
bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
134. (yaitu) orang-orang yang
menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang
yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan.
135. dan (juga) orang-orang
yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri[1],
mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa
lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak
meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
136. mereka itu balasannya
ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir
sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah Sebaik-baik pahala
orang-orang yang beramal.
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah
Berdasarkan ayat-ayat di atas,
di antara ciri-ciri terpenting orang yang bertaqwa adalah:
A.
Berlomba-lomba meraih maghfirah dan
ampunan.
Orang yang bertaqwa adalah orang yang selalu sibuk
mengevaluasi amalan dirinya dan cepat meminta ampun jika menemukan kekurangan.
Orang yang bertaqwa tidak sibuk mencari kesalahan orang lain.
Selama Ramadhan kita dilatih untuk banyak taubat, istighfar,
dzikir, doa, dan amalan-amalan yang membuat kita akan diampuni Allah.
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا،
غُفِرَ
لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ» (رواه البخاري)
‘Barangsiapa
berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap ridho Allah akan diampuni dosa-dosa
yang telah lalu” (HR.Bukhari)
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ
قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ
مَا
تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ» (رواه البخاري)
“Barangsiapa
melaksanakan sholat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap ridho
Allah akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.” (HR.Bukhari)
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ
لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا
وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»
(رواه البخاري)
“Barangsiapa yang melaksanakan sholat pada
malam al-qadar karena iman dan mengharap ridho Allah akan diampuni dosa-dosanya
yang terdahulu…”
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ:
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ الْقَدْرِ
مَا أَقُولُ
فِيهَا؟ قَالَ: " قُولِي: اللَّهُمَّ
إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعَفُ عَنِّي ". رَوَاهُ أَحْمد وَابْن
مَاجَه وَالتِّرْمِذِيّ وَصَححهُ
Aisyah berkata: Wahai Rasul,
jika aku mengetahui lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan? Rasul berkata:
ucapkanlah: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau suka
mengampuni, ampunilah daku.” (HR.Ahmad, Ibnu Majah, dan Tirmidzi).
B.
Orang yang bertaqwa adalah orang
yang rindu surga.
Orang yang bertaqwa sibuk mempersiapkan diri dengan
bekal-bekal yang membuat Allah ridho dan membuatnya layak untuk dimasukkan ke
dalam surga.
Selama bulan Ramadhan kita dilatih untuk menyibukkan diri
kita dengan melakukan berbagai macam ketaatan yang mendekatkan kita ke surga,
seperti sholat, zakat, infaq, sedekah, puasa, membaca al-Quran.
Di antara doa yang diajarkan Rasulullah kepada Aisyah
adalah:
اللهم!
إني أسألك الجنة، وما قرّب إليها من قول أو عمل، وأعوذ بك
من النار، وما قرَّب إليها من قول أو عمل.
‘Ya Allah, sesungguhnya aku
memohon kepada-Mu surga dan segala hal yang mendekatkan kepada surge, baik kata
maupun perbuatan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari api neraka dan segala hal
yang mendekatkan diriku kepada neraka, baik kata maupun perbuatan.” (HR. Hakim
dan Ahmad).
C.
Orang yang bertaqwa adalah orang
yang peduli dan memberikan kenyamanan kepada sesama.
Bentuk kepedulian dan kenyamanan
yang dihadirkan oleh orang yang bertaqwa adalah:
a.
Gemar berinfaq. Karena gemar, maka
mereka tidak hanya berinfaq disaat lapang, bahkan dalam kondisi sulit sekalipun
mereka tetap berinfaq. Dengan infaq, orang yang tidak mampu merasa diperhatikan
dan hidup nyaman berdampingan dengan orang yang mampu.
b.
Mampu menahan amarah.
Orang yang bertaqwa mampu mengendalikan diri dan tidak mudah
disulut emosi di tengah dia mampu melampiaskannya. Mampu menahan diri disaat
marah adalah ciri kekuatan pribadi mukmin. Pergaulan yang dibangun di atas
pondasi marah dan emosi selalu akan melahirkan kekeruhan dan ketidaknyamanan.
Orang akan menajuh dan takut bergaul dengannya.
c.
Suka memaafkan.
Dalam menjalani kehidupan, gesekan antar pribadi tidak
mungkin dielakkan. Ciri orang yang bertakwa adalah memiliki keluasan dada dan
memiliki kesiapan untuk memaafkan kesalahan orang yang berbuat salah kepadanya.
Sifat pemaaf membuat orang yang memaafkan akan menjadi lapang dadanya dan yang
dimaafkan menjadi lega dan bahagia.
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah
Orang
yang bertaqwa bukanlah orang yang tidak pernah berbuat salah. Mereka juga
adalah manusia biasa yang rentan berbuat salah. Tetapi kelebihan orang yang
bertaqwa adalah kecepatan mendeteksi kesalahan yang mereka lakukan. Jika mereka
melakukan fahisyah, perbuatan keji yang tidak pantas dilakukan, atau
mendzalimin diri mereka, mereka tidak betah dalam kekejian itu, mereka gelisah,
dan segera ingat Allah dan segera mohon ampunan dari Allah swt.
Selain itu, Orang yang bertaqwa juga
tidak akn terus-menerus melakukan kemasiatan, dia sesali perbuatan yang sudah
dilakukan, dia berjanji untuk tidak melakukannya kembali, lalu dia ganti dengan
amalan-amalan baik.
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah
Jika
kita sudah rindu dengan surga, cepat membaca kesalahan dan memperbaikinya, serta
memberikan kenyamanan dalam hubungan sesama manusia, maka taqwa insya Allah dia
dapatkan. Tapi kalau kita masih lambat merespon perintah Allah, bahkan berani
melanggar aturan Allah, selalu membuat orang lain di sekitarnya khawatir dengan
keberadaannya, maka kita harus introspeksi…jangan-jangan kita termasuk
orang-orang yang gagal meraih atqwa.
Bagi
yang telah mencapainya, mari bersyukur kepada Allah swt ataus taufiq dan
hidayah-Nya, dan mari kita merawatnya sehingga nilai taqwa selalu bersemi di
dalam hati kita. Bagi yang belum meraihnya…segeralah beristighfar kepada
Allah…segeralah bertaubat…karena waktu yang tersedia bagi kita di dunia ini
pendek. Semoga istighfar dan taubat kita menjadi langkah awal untuk mengurangi
kekurangan-kekurangan yang telah kita lakukan.
Demikian
khutbah ied kita pada hari ini, semoga bermanfaat bagi kita bersama dan memacu
kita untuk membuktikan keberhasilan ibadah Ramadhan dengan sikap dan prilaku
yang Islami. amien. Akhirnya, marilah kita akhiri khutbah ied kita dengan
berdo’a:
اَللَّهُمَّ
انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ
الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا
فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ
وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
Ya Allah, tolonglah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pemberi ampun. Rahmatilah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan
lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan kafir.
اَللَّهُمَّ
أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا
دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى
فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ
وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ
Ya Allah, perbaikilah agama kami
untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami
untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbikilah akhirat kami yang
menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi
kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi
kami dari segala kejahatan.
اَللَّهُمَّ
اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ
وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ
بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا.
Ya Allah, anugerahkan kepada kami
rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat
kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan
anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala
musibah di dunia ini.
اَللَّهُمَّ
مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا
وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ
تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا
وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Ya Allah, anugerahkan kepada kami
kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih
hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah
atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini
cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa
atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum
muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang
telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan
Mengabulkan do’a.
رَبَّنَا
اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami
kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah
kami dari azab neraka.
[1] Yang dimaksud perbuatan keji
(faahisyah) ialah dosa besar yang mana mudharatnya tidak hanya menimpa diri
sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina, riba. Menganiaya diri sendiri
ialah melakukan dosa yang mana mudharatnya hanya menimpa diri sendiri baik yang
besar atau kecil.
Posting Komentar